Minggu, 14 September 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Wanita Cantik Ini Disebut-sebut Calon Kuat Menteri Keuangan AS Pilihan Joe Biden

Jika terpilih, Lael Brainard akan membuat sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin Departemen Keuangan AS.

Editor: Hasanudin Aco
Evan Vucci/AP
Anggota Gubernur Federal Reserve Lael Brainard. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam dua setengah bulan ke depan, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden bakal menyusun kabinet yang akan membantunya kelak.

Pekerjaan rumah Biden banyak, mulai mengatasi pandemi, memulihkan ekonomi, serta memenangkan hati anggota Senat AS yang didominasi Partai Republik sekaligus menyatukan koalisi Partai Demokrat yang sulit diatur.

Dilansir dari Politico, Sabtu (7/11), tugas berat yang tidak mungkin dituntaskan dalam waktu singkat.

Meski demikian, tim transisis Biden telah menyeleksi calon anggota kabinet yang potensial selama berbulan-bulan, serta memberikan pilihan potensial kepada Biden dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Kalah di Pilpres AS, Donald Trump Kabarnya Bakal Diceraikan Istri

Baca juga: Sama dengan Trump, Pendukungnya Juga Ngotot Trump Menang di Pilpres dan Tuduh Biden Curi Suara

Tugas berat pertama Biden adalah menentukan calon menteri keuangan.

Sebab, Biden harus menunjuk tim keuangan lebih awal untuk penyusunan program stimulus ekonomi serta bantuan terhadap korban Covid-19 di Amerika Serikat (AS).

Belum lagi, kemungkinan kendali Partai Republik atas Senat AS, ini akan menjadi pertarungan besar dan menghabiskan lebih banyak modal politik.

Beberapa kandidat menteri keuangan yang muncul.

Salah satu yang disebut-sebut paling potensial adalah anggota Gubernur Federal Reserve Lael Brainard.

Wanita cantik ini dianggap figur yang tidak terlalu mengecewakan siapa pun.

Dia berada di Federal Reserve selama krisis saat ini dan bekerja di Departemen Keuangan di masa pemerintahan Barack Obama.

Jika terpilih, Lael Brainard akan membuat sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin Departemen Keuangan AS.

Pasar membaik

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden dianggap lebih pro kesehatan, sehingga berpotensi mendorong terjadinya lockdown yang ketat di AS untuk mengatasi pandemi corona atau Covid-19.

Pengamat pasar modal Hans Kwee memperkirakan pasar saham AS terkoreksi jika Biden benar menerapkan lockdown ketat.

"Penguncian ekonomi akibat pendemi berpotensi menurunkan aktivitas ekonomi dan berpotensi mendorong pasar saham terkoreksi," ujarnya, Minggu (8/11/2020).

Menurut Hans, kenaikan kasus Covid 19 di berbagai negara memang menjadi perhatian pelaku pasar beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Didorong Pilpres AS, IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham dari Analis

Baca juga: 7 Rekomendasi Tayangan Horor dan Thriller yang Menegangkan di Viu, Black hingga Strangers From Hell

Bahkan peningkatan kasus telah memaksa beberapa negara juga melakukan penguncian kembali dan cenderung menghalangi tren pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. 

"Inggris memasuki penguncian kedua untuk menekan peningkatan jumlah kasus Covid-19. Italia dan Norwegia juga memperketat pembatasan akibat naiknya kasus Covid-19," pungkas Hans.

Sumber: Kontan.co.id/Tribunnews.com

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan