Jumat, 22 Agustus 2025

Virus Corona

Margaret Keenan, Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Pfizer setelah Dinyatakan Aman dan Efektif

Nenek empat cucu, Margaret Keenan menjadi orang pertama di dunia yang menerima suntikan vaksin setelah uji klinis dinyatakan selesai.

Jacob King / POOL / AFP
May Parsons (kanan) memberikan vaksin Pfizer / BioNtech Covid-19 kepada Margaret Keenan (kiri), 90, di University Hospital di Coventry, Inggris tengah, pada 8 Desember 2020. Keenan menjadi orang pertama yang menerima vaksin di negara itu sebagai bagian program imunisasi terbesar yang pernah ada. 

"Dan jika kami berhasil melakukan program terbesar dalam sejarah NHS ini, jika kami berhasil melakukannya untuk semua orang yang rentan terhadap penyakit ini, maka kami dapat melanjutkan hidup."

Perawat Parsons mengatakan bahwa suatu "kehormatan besar" untuk menjadi orang pertama di negara itu yang memberikan vaksin kepada seorang pasien.

Dia menambahkan, "Beberapa bulan terakhir ini sulit bagi kami semua yang bekerja di NHS, tetapi sekarang rasanya ada cahaya di ujung terowongan."

Parsons, yang berasal dari Filipina, telah bekerja di NHS selama 24 tahun terakhir dan bertugas di University Hospitals Coventry dan Warwickshire sejak 2003.

Pemerintah Inggris telah mengamankan 40 juta dosis vaksin, yang perlu didinginkan pada suhu -70C.

Penelitian telah menunjukkan bahwa suntikan vaksin Pfizer / BioNTech 95% efektif dalam mencegah COVID-19 dan bisa digunakan di semua kelompok umur.

Inggris dapat memiliki hingga empat juta dosis vaksin pada akhir Desember, kata Penyedia NHS kepada Sky News.

Sekitar 800.000 dosis tiba pada gelombang pertama.

Direktur medis NHS Inggris Stephen Powis mengatakan pada hari Minggu (6/12/2020) bahwa memulai vaksinasi COVID "terasa seperti awal dari akhir", tetapi memperingatkan kampanye tersebut akan menjadi "maraton, bukan lari cepat".

Setelah Inggris melisensikan vaksin tersebut minggu lalu, cepatnya proses persetujuan dari Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) telah menarik beberapa kritik.

Beberapa menyebut pemerintah mengedepankan kecepatan saja.

Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional AS untuk Alergi dan Penyakit Menular, mengkritik regulator yang berjalan "cepat" dan "secara dangkal".

Ia dengan mengatakan bahwa AS memiliki "standar emas dalam pendekatan regulasi."

Sebagai perbandingan, dia berkata, "Inggris tidak melakukannya dengan hati-hati."

Tetapi ia kemudian meminta maaf dan mengatakan komentarnya tentang persetujuan Inggris "diambil di luar konteks".

Ilustrasi vaksin Pfizer/Biontech, diambil pada 23 November 2020
Ilustrasi vaksin Pfizer/Biontech, diambil pada 23 November 2020 (JOEL SAGET / AFP)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan