Ribuan Orang Unjuk Rasa di Luar Kediaman Netanyahu, Tuntut PM Israel itu Mengundurkan Diri
Banyak dari mereka yang memegang spanduk ungkapan protes yang berisi tulisan 'mendesak Netanyahu untuk hengkang dari jabatannya'.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Dewi Agustina
Selanjutnya di Giv'at Ada, dekat Caesarea, pengunjuk rasa dilaporkan mendapatkan serangan dari beberapa pendukung Netanyahu.
Protes terbaru terjadi dan dipicu Pemilihan Umum Knesset yang rencananya akan digelar pada bulan Maret 2021.
Parlemen Israel dibubarkan pada hari Selasa lalu, setelah pembicaraan yang dilakukan berminggu-minggu mengenai anggaran, gagal mencapai kesepakatan antara Netanyahu dan Menteri Pertahanan Benny Gantz.
Pada hari Rabu lalu, parlemen Israel telah menyetujui amandemen Undang-undang (UU) virus corona (Covid-19) yang di dalamnya termasuk poin pembatasan jumlah peserta dalam unjuk rasa.
UU ini memuat 'tidak lebih dari 20 orang dapat berkumpul di satu tempat, dan hanya mereka yang tinggal dalam jarak satu kilometer atau sekitar 0,6 mil dari lokasi aksi yang diizinkan untuk hadir'.
UU dan pengetatan pembatasan sosial terkait pandemi ini, secara keseluruhan dipandang oleh beberapa orang sebagai upaya untuk menahan aksi unjuk rasa.
Baca juga: Israel Umumkan Lockdown Setelah Vaksinasi Corona
Sebelumnya, protes nasional yang menyerukan agar Netanyahu mundur dari jabatannya, memang terus berlanjut sejak Juli lalu.
Ia dinilai gagal menangani krisis ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19.
Demonstrasi anti pemerintah telah berlangsung selama lebih dari enam bulan di Israel.
Warga menuntut pengunduran diri Netanyahu terkait persidangan atas tuduhan penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan serta penanganan pemerintah terhadap pandemi Covid-19.
Netanyahu membantah dan menegaskan bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan.