Kamis, 28 Agustus 2025

Krisis Myanmar

Aksi Protes Meluas, Sebagian Akses Internet di Myanmar Telah Dipulihkan

Sebagian akses internet di Myanmar telah dipulihkan karena dianggap tidak bisa meredam aksi protes yang justru semakin meluas.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
YE AUNG THU / AFP
Sebagian akses internet di Myanmar telah dipulihkan karena dianggap tidak bisa meredam aksi protes yang justru semakin meluas. 

Sementara para pengemudi kendaraan membunyikan klakson dan penumpang mengangkat foto pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

"Kami tidak ingin hidup di bawah sepatu bot militer," kata demonstran Ye Yint (29).

"Kami tidak ingin kediktatoran untuk generasi berikutnya," kata demonstran Thaw Zin (21).

"Kami tidak akan menyelesaikan revolusi ini sampai kami membuat sejarah. Kami akan berjuang sampai akhir," lanjut Thaw Zin.

Lebih lanjut, menurut catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diperkirakan bahwa 1.000 orang bergabung dalam protes di Naypyidaw sementara di Yangon saja ada 60.000 orang.

Protes juga dilaporkan di Kota Mandalay dan banyak kota di negara berpenduduk 53 juta orang itu.

Belasan orang yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dan Urban Poor Consortium melakukan aksi solidaritas mengecam kudeta militer yang terjadi di Myanmar, di depan Kedubes Myanmar, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2021). Dalam aksinya, pendemo membawa spanduk dan poster kecaman kudeta yang dilakukan militer Myanmar. Mereka juga membuat kebisingan dengan memukulkan kaleng serta alat dapur dan melepaskan burung merpati sebagai tanda solidaritas dan protes seperti yang dilakukan masyarakat Myanmar. Tribunnews/Herudin
Belasan orang yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dan Urban Poor Consortium melakukan aksi solidaritas mengecam kudeta militer yang terjadi di Myanmar, di depan Kedubes Myanmar, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2021). Dalam aksinya, pendemo membawa spanduk dan poster kecaman kudeta yang dilakukan militer Myanmar. Mereka juga membuat kebisingan dengan memukulkan kaleng serta alat dapur dan melepaskan burung merpati sebagai tanda solidaritas dan protes seperti yang dilakukan masyarakat Myanmar. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Aksi protes tersebut dilaporkan sebagian besar berlangsung damai, tidak seperti penumpasan berdarah yang terjadi pada tahun 1998 dan 2007.

Tetapi tembakan terdengar di bagian tenggara Kota Myawaddy ketika polisi berseragam dengan senjata menuduh sekelompok pengunjuk rasa.

Sebuah foto dari demonstran setelah itu menunjukkan apa yang tampak seperti luka peluru karet.

Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi kini tengah menghadapi dakwaan impor enam walkie-talkie secara ilegal dan ditahan di tahanan polisi untuk penyelidikan sampai 15 Februari 2021.

Pengacaranya mengatakan dia belum diizinkan untuk menemuinya.

Aung San Suu Kyi diketahui memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 karena mengkampanyekan demokrasi.

Dia menghabiskan hampir 15 tahun di bawah tahanan rumah dan selama beberapa dekade berjuang untuk mengakhiri hampir setengah abad pemerintahan militer.

Komandan Angkatan Darat Min Aung Hlaing melakukan kudeta atas dasar penipuan dalam pemilu 8 November 2020 di mana partai Suu Kyi menang telak.

Komisi pemilihan menepis tuduhan malpraktek.

Lebih dari 160 orang telah ditangkap sejak militer merebut kekuasaan, kata Thomas Andrews, pelapor khusus PBB untuk Myanmar.

Baca juga: Kudeta Myanmar: Internet Diblokir, Aksi Protes Turun ke Jalan

Baca juga: Polisi Myanmar Ajukan Tuntutan Terhadap Aung San Suu Kyi karena Langgar UU Ekspor-Impor

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan