Ribuan Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh Terbakar: 50.000 Orang Mengungsi, 7 Orang Diduga Tewas
Ribuan kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh selatan terbakar hingga menyebabkan 50 ribu orang mengusi dan 7 orang diduga tewas.
TRIBUNNEWS.COM - Kebakaran terjadi di kamp pengungsi Rohingya yang berada di Bangladesh selatan.
Kebakaran itu mengakibatkan 50.000 orang Rohingya harus mengungsi.
Untuk korban jiwa, kantor pengungsi dan polisi pemerintah setempat belum mengkonfirmasi adanya kematian.
Akan tetapi, kepala dinas pemadam kebakaran, Shahdat Hossain melaporkan ada tujuh orang yang tewas dalam peristiwa tersebut.
Ketujuh orang itu meliputi, dua anak, seorang wanita, dan empat pria.
"Kami mengetahui tujuh orang tewas termasuk dua anak, seorang wanita dan empat pria dewasa," kata Shahdat Hossain dikutip dari Aljazeera.
Baca juga: Militer Myanmar Dilaporkan Mencoba Ambil Hati Warga Rohingya di Tengah Protes Anti-Kudeta
Kebakaran tersebut diklaim merupakan yang terbesar sejak masuknya Rohingya ke Bangladesh pada Agustus 2017 lalu.
Sebab telah mengahanguskan sekira 1.500 sampai 2.000 kamp pengungsi Rohingya.
"Itu adalah kebakaran terbesar sejak masuknya Rohingya pada Agustus 2017. Sekitar 1.500-2.000 lapak benar-benar dimusnahkan," kata wakil kepala komisaris pengungsi pemerintah Shamsud Douza.
Para pejabat mengatakan, api yang mulai berkobar pada Senin (22/3/2021) sore, diduga berasal dari salah satu kamp di antara blok yang terdiri dari 34 kamp.
Kobaran api kemudian menyambar empat blok sekitar dan meluas ke seluruh penjuru pengungsian.
Belum dikonfirmasi penyebab awal kebakaran itu, namun beberapa saksi menyebut kobaran api dimulai dari ledakan gas.
Lebih lanjut, beredar di media sosial video yang memperlihatkan kondisi di kamp pengungsi Rohingya.
Dalam video tersebut tampak asap tebal mengepul dari gubuk-gubuk yang berkobar.
Kobaran api begitu cepat melahap kamp yang hanya terbuat dari terpal dan bambu itu.
Ratusan petugas pemadam kebakaran dan pekerja lainnya terlihat bahu-membahu memandamkan api dan menarik pengungsi ke tempat yang aman.
Sumber di kamp mengatakan bahwa api dapat dikendalikan lebih dari empat jam setelah meluas.
Pemadam kebakaran sempat kesulitan mengakses lokasi kamp karena berada di daerah perbukitan.
Baca juga: Pengungsi Rohingya Tak Merasa Prihatin pada Aung San Suu Kyi Terkait Kudeta Militer di Myanmar
Diberitakan sebelumnya, pada Januari 2021, kebakaran melanda kamp pengungsi Rohingya lainnya di Cox's Bazar.
Peristiwa itu menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat berlindung.
Menurut UNHCR, lebih dari 550 tempat penampungan bagi sedikitnya 3.500 orang hancur total.
Sebanyak 150 toko dan fasilitas milik organisasi nirlaba juga dilahap si jago merah.
Lebih jauh, dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah Bangladesh telah memindahkan beberapa ribu orang Rohingya ke sebuah pulau terpencil.
Tindakan tersebut menuai protes dari kelompok hak asasi manusia (HAM) yang mengatakan beberapa relokasi dilakukan secara paksa.
Untuk diketahui, lebih dari satu juta orang Rohingya tinggal di kamp-kamp di daratan utama Bangladesh selatan.
Mereka adalah orang-orang yang melarikan diri dari Myanmar pada tahun 2017 karena tindakan keras yang dipimpin militer yang menurut PBB dilakukan dengan maksud genosida.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)
Berita lain terkait pengungsi Rohingya