Jumat, 10 Oktober 2025

Virus Corona

Australia akan Vaksinasi Anak Usia 12-15 Tahun dengan Pfizer

Australia menyetujui vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk memvaksinasi anak-anak usia 12 hingga 15 tahun.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AFP
Seorang pria berjalan di sepanjang jalan yang sepi di kawasan pusat bisnis Sydney, Senin (28/6), menyusul lockdown selama dua minggu untuk menahan wabah varian Delta yang sangat menular. 

TRIBUNNEWS.COM - Australia menyetujui vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk memvaksinasi anak-anak usia 12 hingga 15 tahun.

Demikian diumumkan Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt pada Jumat (23/7/2021).

Menkes Hunt dalam pernyataannya, mengatakan regulator obat telah melakukan penilaian menyeluruh terhadap vaksin Pfizer sebelum memperpanjang persetujuan.

Selain itu penilaian terhadap bukti domestik dan internasional dilakukan sebelum memberikan vaksin ini kepada kelompok usia dini.

Baca juga: Covid-19 Melonjak, Selandia Baru Minta Warga Negaranya Pulang Tinggalkan Australia

Baca juga: Strategi Praveen/Melati Hadapi Pasangan Australia, Denmark hingga Jepang di Olimpiade Tokyo 2021

Warga Sydney mengantri di luar pusat vaksinasi untuk dosis vaksin mereka di Sydney pada 24 Juni 2021, karena sebagian besar penduduk dilarang meninggalkan kota untuk menghentikan penyebaran varian Delta Covid-19 yang sangat menular yang menyebar ke wilayah lain.
Warga Sydney mengantri di luar pusat vaksinasi untuk dosis vaksin mereka di Sydney pada 24 Juni 2021, karena sebagian besar penduduk dilarang meninggalkan kota untuk menghentikan penyebaran varian Delta Covid-19 yang sangat menular yang menyebar ke wilayah lain. (SAEED KHAN / AFP)

Sebelumnya Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris telah menyetujui izin penggunaan vaksin Covid-19 untuk anak-anak.

Hingga saat ini, Australia hanya mengizinkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk orang berusia 16 tahun ke atas.

Dilansir CNA, panel vaksinasi Australia akan menyarankan kelompok anak mana yang harus diprioritaskan dan kapan diberikan, kata Hunt. 

Australia terbilang cukup berhasil mengendalikan laju penyebaran pandemi Covid-19.

Negara Kangguru ini memiliki 32.588 kasus Covid-19 dan 916 korban meninggal.

Meski penanganannya lebih baik daripada negara maju lain, Australia kerap melakukan lockdown dan vaksinasi cenderung lambat.

Perdana Menteri Minta Maaf

Pada Kamis (22/7/2021), Perdana Menteri Scott Morrison meminta maaf kepada masyarakat atas program vaksinasi yang lambat.

Australia menargetkan untuk memvaksinasi populasi orang dewasa pada akhir 2021.

Sejauh ini, kurang dari 15 persen dari populasi orang dewasa telah divaksinasi lengkap.

"Saya tentu menyesal bahwa kami belum dapat mencapai tanda (vaksinasi) yang kami harapkan di awal tahun ini. Tentu saja," kata Morrison.

"Tetapi yang lebih penting adalah kami benar-benar fokus untuk memastikan bahwa kami telah membalikkan keadaan ini."

Baca juga: Profil Thomas Deng - Korban Perang Saudara Sudan yang Kini jadi Kapten Australia di Olimpiade 2021

Baca juga: Singapura, AS dan Uni Eropa Mulai Fokus pada Obat COVID, Australia Diminta Tidak Ketinggalan

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan 'darurat biosekuriti' pada Rabu (18/3/2929).
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan 'darurat biosekuriti' pada Rabu (18/3/2929). (Twitter Perdana Menteri Australia Scott Morrison)

Dilansir Financial Times, Australia belakangan mengalami kenaikan kasus infeksi di tiga negara bagian karena wabah varian Delta. 

Pada Kamis lalu, Sydney melaporkan 124 kasus baru dimana ini merupakan kenaikan harian tertinggi sejak pertengahan Juni.

Ada lebih dari 1.500 kasus aktif di New South Wales, Victoria, dan Australia Selatan.

PM Morrison berulang kali menolak untuk meminta maaf minggu ini ketika ditanya oleh wartawan tentang vaksinasi yang tertunda.

Tetapi dia berada di bawah tekanan politik yang meningkat sejak komentarnya pada bulan Maret bahwa vaksinasi "bukan perlombaan".

Berita terkait Virus Corona 

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved