Minggu, 14 September 2025

Konflik di Afghanistan

Ashraf Ghani Diduga Kabur ke Amerika, Rusia: Dia Bawa 4 Mobil dan Helikopter Penuh Uang Tunai

Eks Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, disebut-sebut membawa empat mobil dan helikopter penuh uang saat kabur di tengah kekacauan karena Taliban.

Editor: Daryono
Twitter @ARG_AFG
Ashraf Ghani. Eks Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, disebut-sebut membawa empat mobil dan helikopter penuh uang saat kabur di tengah kekacauan karena Taliban. 

"Taliban telah menang dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pemeliharaan diri warga negara mereka," ujarnya, dilansir AlJazeera.

Tuai Kritikan

Foto resmi yang diambil pada 7 Agustus 2020 dan dirilis oleh Kantor Pers Presiden Afghanistan, memperlihatkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memberi isyarat jari telunjuk saat ia berbicara pada hari pertama pertemuan akbar majelis Loya Jirga di Aula Loya Jirga di Kabul. Ribuan warga Afghanistan memulai pertemuan selama tiga hari di Kabul pada 7 Agustus untuk memutuskan apakah akan membebaskan sekitar 400 tahanan Taliban.
Foto resmi yang diambil pada 7 Agustus 2020 dan dirilis oleh Kantor Pers Presiden Afghanistan, memperlihatkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memberi isyarat jari telunjuk saat ia berbicara pada hari pertama pertemuan akbar majelis Loya Jirga di Aula Loya Jirga di Kabul. Ribuan warga Afghanistan memulai pertemuan selama tiga hari di Kabul pada 7 Agustus untuk memutuskan apakah akan membebaskan sekitar 400 tahanan Taliban. (PRESS OFFICE OF PRESIDENT OF AFGHANISTAN / AFP)

Kepergian Ashraf Ghani yang meninggalkan Afghanistan begitu saja, menuai kritikan.

"Mantan Presiden meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini," kata Abdullah, Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Minggu

"Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya."

Dikutip dari AlJazeera, mantan penasihat Ghani, Shafiq Hamdam, juga melontarkan kritik pada mantan presiden.

Ia mengecam keputusan Ghani yang memilih melarikan diri di tengah kemajuan Taliban menguasai Kabul.

"Ini memalukan. Orang-orang merasa ditinggalkan, merasa dikhianati," katanya.

"Setelah bertahun-tahun upaya dan investasi, dia telah memberikan tanda hitam gelap dalam sejarah demokrasi di Afghanistan."

"Dia melarikan diri dengan timnya dan tak berpikir dua kali tentang jutaan orang yang hidup dalam kesengsaraan, dalam ketidakpastian, dan sekarang mereka dicampakan, hidup di bawah tekanan rezim Taliban," bebernya.

Baca juga: Indonesia Tidak Akan Tutup KBRI Kabul, Taliban Dinilai Sudah Moderat

Baca juga: Komisi I Nilai Pemerintah Perlu Jalin Diplomasi dengan Pimpinan Taliban

Hamdam mengatakan Taliban perlu membuktikan mereka akan melindungi perempuan.

"Mulai besok kita harus melihat perempuan pergi ke sekolah, kita harus melihat pegawai negeri dan guru, seperti ibu saya pergi ke sekolah dan mengajar."

"Itulah yang saya dan dunia inginkan. Itu adalah ujian bagi Taliban, untuk membuktikan apakah mereka telah berubah atau tidak," tandasnya.

Sosok Ashraf Ghani

Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani (kiri) bersalaman dengan Presiden Joko Widodo di halaman Istana Merdeka saat melakukan kunjungan kenegaraan di Indonesia, Jakarta, Rabu (5/4/2017). Indonesia dan Afganistan menandatangani empat poin kerja sama di bidang pendidikan, pertanian, statistik, serta reformasi administrasi publik. Warta Kota/Henry Lopulalan
Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani (kiri) bersalaman dengan Presiden Joko Widodo di halaman Istana Merdeka saat melakukan kunjungan kenegaraan di Indonesia, Jakarta, Rabu (5/4/2017). Indonesia dan Afganistan menandatangani empat poin kerja sama di bidang pendidikan, pertanian, statistik, serta reformasi administrasi publik. Warta Kota/Henry Lopulalan (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Ashraf Ghani merupakan antropolog terkemuka yang berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Columbia di New York City.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan