Kamis, 4 September 2025

Konflik di Afghanistan

Taliban Diduga Bunuh 13 Orang dari Etnis Hazara dalam Baku Tembak di Afghanistan

Pasukan Taliban diduga membunuh 13 etnis Hazara dalam baku tembak di provinsi Daykundi, Afghanistan.

AFP/BULENT KILIC
Anggota Taliban berkendara di penjara Pul-e-Charkhi di Kabul pada 16 September 2021 - Taliban diduga membunuh 13 etnis Hazara dalam baku tembak di Daykundi, Afghanistan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Taliban diduga membunuh 13 orang dari etnis Hazara.

Korban termasuk seorang gadis berusia 17 tahun yang terjebak dalam baku tembak.

Dikutip dari Amnesty, insiden terjadi di provinsi Daykundi, Afghanistan setelah anggota pasukan keamanan menyerah.

Pembunuhan itu terjadi di desa Kahor di distrik Khidir pada 30 Agustus 2021.

Sebelas dari korban adalah mantan anggota Pasukan Keamanan Pertahanan Nasional Afghanistan (ANDSF), dan dua lainnya adalah warga sipil.

Baca juga: Afghanistan Disebut akan Kehilangan Aliran Listrik Bila Tak Segera Bayar Tagihan

Baca juga: Taliban Hancurkan Pangkalan ISIS-K dan Habisi Militan, Balasan atas Bom Masjid

Menurut saksi mata, Taliban mengeksekusi sembilan anggota ANDSF di luar proses hukum setelah mereka menyerah.

Dua warga sipil tewas ketika berusaha melarikan diri, termasuk seorang gadis berusia 17 tahun yang tertembak ketika Taliban menembaki kerumunan orang.

Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnès Callamard mengatakan bahwa eksekusi ini adalah kekejaman yang dilakukan Taliban seperti adaat pemerintahan sebelumnya.

“Eksekusi berdarah dingin ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Taliban melakukan pelanggaran mengerikan yang sama, seperti yang mereka lakukan selama pemerintahan mereka sebelumnya di Afghanistan,” katanya.

Pasukan Taliban berulang kali melanggar hak orang yang mereka anggap musuh, bahkan membunuh orang yang sudah menyerah.

Taliban mengatakan mereka tidak menargetkan mantan pegawai pemerintah sebelumnya.

Meski begitu, insiden pembunuhan ini bertentangan dengan perkataan tersebut.

“Taliban harus segera menghentikan tindakan balas dendam yang kejam ini, dan memastikan pegawai pemerintah sebelumnya dan keluarga mereka dapat hidup dengan aman di Afghanistan."

"Pemerintah baru harus menjelaskan bahwa pelanggaran berat seperti itu tidak akan ditoleransi, dan bahwa mereka yang bertanggung jawab akan diadili,” ucapnya.

Melaporkan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Taliban terbukti sulit, karena kelompok itu telah memutus layanan telepon seluler di banyak wilayah.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan