Minggu, 7 September 2025

Eks Intel Sebut Pangeran MBS Pernah Berniat Membunuh Raja Abdullah dengan Cincin Beracun dari Rusia

Eks intelijen Arab Saudi menuding Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) pernah sesumbar akan membunuh raja yang menjabat sebelum ayahnya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
(The Guardian/AFP/Getty Images/Fayez Nureldine)
Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman bin Abdulaziz al-Saud. (The Guardian/AFP/Getty Images/Fayez Nureldine) 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan pejabat intelijen Arab Saudi, Saad al-Jabri menuding Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) pernah sesumbar akan membunuh raja yang menjabat sebelum ayahnya.

Hal ini diungkapkan Saad al-Jabri melalui wawancara ekskusif dalam program 60 Minutes di CBS yang tayang pada Minggu (24/10/2021).

Al-Jabri yang kini tinggal di pengasingan di Kanada itu mengklaim bahwa pada 2014, Pangeran MBS sesumbar bahwa dia bisa menghabisi Raja Abdullah.

Dilansir AP News, saat itu Pangeran MBS belum memiliki peran penting karena ayahnya Salman bin Abdulaziz masih menjadi pewaris takhta. 

Diketahui Raja Salman naik takhta pada 2015 setelah saudara tirinya, Raja Abdullah meninggal dunia karena sebab yang wajar.

Baca juga: Mengaku Ditargetkan untuk Dibunuh, Eks Intel Sebut Pangeran MBS Tak Punya Empati

Baca juga: Kemenag: Nota Diplomatik Arab Saudi Belum Beberkan Detail Persyaratan Umrah Jemaah Indonesia

Foto diambil pada 28 Juni 2019, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri pertemuan pada KTT G20 di Osaka.
Foto diambil pada 28 Juni 2019, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri pertemuan pada KTT G20 di Osaka. (Brendan Smialowski / AFP)

Dikatakan al-Jabri, dalam sebuah pertemuan dengan Pangeran Mohammed bin Nayef pada 2014, Pangeran MBS mengatakan dia bisa membunuh Raja Abdullah untuk mempercepat sang ayah naik takhta.

"Dia mengatakan kepadanya, 'Saya ingin membunuh Raja Abdullah. Saya mendapatkan cincin racun dari Rusia'."

"'Cukup bagi saya untuk berjabat tangan dengannya dan dia akan selesai,'" kata al-Jabri menirukan ucapan Pangeran MBS dalam wawancara.

Pria 62 tahun ini mengklaim intelijen Saudi saat itu menanggapi hal ini sebagai ancaman serius.

Bahkan, klaim al-Jabri, masalah ini ditangani keluarga kerajaan.

Lebih lanjut al-Jabri mengatakan, rekaman video pertemuan itu masih ada.

Sebelumnya, mantan pejabat intel ini juga menyebut Putra Mahkota Saudi tidak akan beristirahat sampai melihatnya mati karena takut dengan informasi yang dia miliki.

"Saya kira saya akan dibunuh suatu hari karena orang ini (MBS) tidak akan beristirahat sampai dia melihat saya mati," ujarnya.

Jemaah mengangkat jenazah Raja Abdullah bin Abdulaziz setelah disalatkan di Masjid Imam Turki bin Abdullah di pusat kota Riyadh, Jumat (23/1/2015) sebelum dikuburkan di pemakaman Al Oud.
Jemaah mengangkat jenazah Raja Abdullah bin Abdulaziz setelah disalatkan di Masjid Imam Turki bin Abdullah di pusat kota Riyadh, Jumat (23/1/2015) sebelum dikuburkan di pemakaman Al Oud. (NBC News)

Al-Jabri juga menggambarkan Pangeran Mohammad bin Salman sebagai "seorang psikopat, pembunuh".

Ini merupakan wawancara pertama al Jabri setelah putranya Omar al-Jabri (23) dan putrinya Sarah al-Jabri (21) ditahan di Riyadh pada Maret 2020.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan