Perang di Etiopia Picu Ketakutan di Kenya dan Sudan Selatan
Ketika perang saudara Tigray dan Etiopia yang telah berlangsung selama setahun kian memanas, negara tetangga seperti Kenya dan Sudan…
Etiopia, dalam beberapa tahun terakhir, telah memainkan peran mediasi antara faksi-faksi saingan Presiden Salva Kiir dan mantan pemimpin oposisi Riek Machar.
Dua kesepakatan perdamaian utama Sudan Selatan, yang ditandatangani pada tahun 2015 dan 2018, keduanya dinegosiasikan di Etiopia.
Selain itu, masyarakat internasional mengalihkan lebih banyak waktu dan energi untuk Etiopia, kata analis politik Boboya James dari Institut Kebijakan dan Penelitian Sosial yang berbasis di Juba, Sudan Selatan.
"Biasanya masyarakat internasional mendesak pemerintah Sudan Selatan untuk sepenuhnya menerapkan perjanjian damai, tetapi sekarang tampaknya perhatian mereka telah dialihkan untuk menyelesaikan konflik di Etiopia," kata James kepada DW.
"Anda dapat melihat Amerika sekarang menghabiskan banyak waktu untuk meminta dua faksi di Etiopia untuk berdialog dan mewujudkan perdamaian," lanjutnya.
James khawatir bahwa proses perdamaian Sudan Selatan bisa menjadi lebih sulit dipahami saat perang Etiopia semakin berlarut-larut.
Ketidakpastian untuk masyarakat Sudan Selatan di Etiopia
Ratusan ribu orang yang melarikan diri dari perang Sudan Selatan telah mengungsi ke wilayah Gambela di Etiopia di perbatasan barat Sudan dengan Etiopia.
Penduduk lokal yang tinggal di kedua sisi perbatasan memiliki afinitas budaya yang besar dan ada arus barang yang cepat melintasi perbatasan di sana, terutama dari Etiopia ke Sudan Selatan.
"Mayoritas orang Sudan Selatan di perbatasan mendapatkan makanan dari Etiopia," jelas James.
Jadi jika perang Etiopia berlanjut, "itu pasti akan membawa destabilisasi ekonomi ke perbatasan antara Sudan Selatan dan Etiopia," katanya.
Upaya diplomatik
Presiden Uganda Yoweri Museveni mengadakan pertemuan puncak luar biasa dari Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan, yang dikenal sebagai IGAD, di Kampala pada 16 November mendatang.
Etiopia sendiri adalah anggota dari blok delapan anggota yang juga mencakup Kenya, Uganda, Sudan, Sudan Selatan, Somalia, dan Djibouti.
IGAD, yang membantu menengahi kesepakatan damai Sudan Selatan, mengharapkan peran serupa perihal Etiopia.
Sementara itu, upaya diplomatik juga sedang berlangsung untuk mencoba menyelesaikan perang di Etiopia. Utusan AS dan Uni Afrika telah mengadakan pembicaraan mendesak di Etiopia untuk mencari kemungkinan gencatan senjata.
Wakil Sekretaris PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Martin Griffiths, dilaporkan mengunjungi wilayah Tigray pada hari Minggu (07/11). Dalam kunjungannya, Griffiths meminta akses yang lebih besar untuk bantuan kepada warga sipil.
PBB memperingatkan bahwa sekitar 7 juta orang di Etiopia, termasuk 5 juta orang di Tigray, terancam menghadapi kelaparan akibat perang.
(Ed: rap/ae)