Senin, 1 September 2025

Seorang Ayah di Afghanistan Terpaksa Nikahkan Putrinya yang Masih di Bawah Umur untuk Lunasi Utang

Terlilit utang, Seorang pekerja pabrik batu bata Afghanistan menikahkan putrinya yang masih di bawah umur karena ekonomi yang semakin sulit.

AFP
(Ilustrasi) Anak-anak di Distrik Nad Ali, Provinsi Helmand, Afghanistan - Seorang ayah menikahkan putrinya yang masih di bawah umur untuk melunasi utang. 

UNICEF mengatakan telah memulai program bantuan tunai untuk membantu mengurangi risiko kelaparan dan pernikahan anak, dan bekerja sama dengan para pemimpin agama untuk menghentikan upacara yang melibatkan gadis di bawah umur.

Sebelum Taliban mengambil alih, usia pernikahan minimum yang sah adalah 16 tahun untuk anak perempuan, di bawah usia minimum yang diakui secara internasional yaitu 18 tahun.

Taliban mengatakan mereka hanya mengakui hukum Syariah yang tidak menetapkan usia minimum, membiarkannya terbuka untuk interpretasi.

Data nasional terbaru menunjukkan 28 persen anak perempuan di Afghanistan menikah sebelum mereka mencapai usia 18 tahun, dan 4 persen sebelum usia 15 tahun.

Baca juga: Utusan PBB: Taliban Tak Mampu Bendung Pertumbuhan ISIS-K, Hadir di Setiap Provinsi di Afghanistan

Baca juga: Krisis Pangan Afghanistan, Taliban Sebut Warisan dari Pemerintahan Sebelumnya

Tetapi Frogh dan aktivis hak-hak perempuan Afghanistan Jamila Afghani memperkirakan bahwa hingga setengah dari anak perempuan dapat dipaksa menikah sebelum mereka berusia 18 tahun jika krisis berlanjut.

Anak perempuan yang menikah di usia muda berisiko lebih tinggi mengalami pemerkosaan dalam perkawinan, kekerasan dalam rumah tangga, eksploitasi, dan komplikasi kehamilan yang berbahaya.

"Itu menghancurkan hidup mereka, kesehatan psikologis, emosional, fisik dan seksual mereka," kata Afghani.

"Gadis-gadis ini sering diperlakukan sebagai pelayan, sebagai budak."

Afghani mengatakan para aktivis baru-baru ini melakukan intervensi untuk menghentikan pernikahan seorang gadis berusia sembilan tahun dengan seorang pria berusia 30-an untuk mahar 50.000 Afghani (US$538) di provinsi Ghazni di tenggara.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan