Konflik Rusia Vs Ukraina
AS Sebut Rusia Sudah Buat Daftar Orang-orang Ukraina yang akan Ditangkap atau Dibunuh
Pasukan militer Rusia disebut telah membuat daftar orang-orang Ukraina yang akan dihabisi atau dikirim ke kamp jika invasi terjadi.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan militer Rusia disebut telah membuat daftar orang-orang Ukraina yang akan dihabisi atau dikirim ke kamp jika invasi terjadi.
Klaim ini muncul dari sebuah surat yang dikirim Amerika Serikat kepada Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Michelle Bachelet.
Menurut laporan The Guardian dari Washington Post, surat tidak bertanggal tersebut menjelaskan aksi pasukan Rusia yang menduduki beberapa wilayah Ukraina.
Duta Besar AS untuk PBB Sheba Crocker dalam surat itu menyebut pasukan Rusia sedang merencanakan pembunuhan yang ditargetkan, penculikan, penahanan, hingga penyiksaan.
Ia juga memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan mengakibatkan bencana HAM dengan mencatut informasi yang kredibel bahwa pasukan Rusia akan "menggunakan tindakan mematikan untuk membubarkan protes damai dari warga sipil".
Baca juga: Blinken Khawatir Rusia dan Belarus Lanjutkan Latihan Militer di Tengah Ketegangan Ukraina
Baca juga: Berita Foto : Separatis Pro Rusia Evakuasi Penduduk dari Ukraina Timur

Crocker mengatakan, ia menulis surat kepada Komisaris Tinggi PBB untuk HAM karena mandat atas kehadirannya untuk Ukraina.
Surat itu mencatat sejumlah orang yang mungkin menjadi sasaran pasukan Rusia, diantaranya orang yang melawan Rusia dan Belarusia di pengasingan di Ukraina, jurnalis dan aktivis anti-korupsi, penganut agama dan etnis minoritas, serta LGBTQI+.
Laporan ini muncul di tengah usaha diplomasi antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilaporkan, keduanya para prinsipnya menyetujui diadakannya pertemuan puncak yang bertujuan untuk mengurangi eskalasi krisis Ukraina.
Langkah yang diinisiasi Presiden Prancis Emmanuel Macron itu dapat dilakukan dengan syarat Rusia tidak menyerang Ukraina.
Format pertemuan akan diputuskan pada pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Kamis mendatang.
Saksi Keuangan dari AS
Terkait ancaman serangan Moskow ke Kyiv, Washington dikabarkan akan melarang lembaga keuangan AS untuk melakukan transaksi dengan bank besar Rusia jika invasi terjadi.
Laporan dari Reuters itu mengutip tiga sumber anonim yang mengetahui hal tersebut.
Mereka mengatakan, langkah ini bertujuan untuk melukai ekonomi Rusia.
Amerika Serikat juga akan menggunakan alat sanksi yang paling kuat terhadap individu dan perusahaan Rusia tertentu dengan menempatkan mereka di daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus (SDN).
Dengan status itu, mereka secara otomatis keluar dari sistem perbankan AS, melarang perdagangan mereka dengan orang Amerika, dan membekukan aset mereka di AS, kata sumber.

Sumber mengatakan, paket itu bisa berubah hingga menit terakhir dan tidak jelas siapa targetnya.
Namun mereka yakin lembaga keuangan top Rusia termasuk VTB Bank, Sberbank, VEB, dan Gazprombank adalah target yang mungkin.
Ketegangan di Ukraina meningkat selama akhir pekan ini setelah pasukan Rusia memperpanjang latihannya di Belarus.
Hal ini meningkatkan ketakutan bagi Barat bahwa invasi akan segera terjadi.
Moskow diketahui telah menempatkan lebih dari 150.000 tentara di perbatasan Ukraina, tetapi Putin membantah tudingan akan melakukan serangan.
Gambar Satelit Tunjukkan Pergerakan Rusia
Menurut laporan The Guardian pada Senin (21/2/2022), citra satelit menunjukkan pasukan Rusia mengerahkan peralatan lapis baja ke pertanian, hutan, dan ladang.
Perusahaan citra satelit, Maxar, menyebut beberapa peralatan lapis baja itu hanya berjarak 15 km dari perbatasan Ukraina.
Gambar-gambar yang diambil pada Minggu (20/2/2022) di perbatasan Rusia dengan wilayah Luhansk yang dikuasai separatis Ukraina, menunjukkan perubahan dalam pola penyebaran tank, pengangkut personel lapis baja, artileri, dan peralatan pendukung.

Baca juga: Berbincang dengan Macron, Boris Johnson: Putin Siap Bahas Solusi Diplomatik Soal Krisis Ukraina
Baca juga: Update Krisis Ukraina: Beberapa Ledakan Terdengar di Donetsk, NATO Pindahkan Pejabat dari Ibu Kota
Analisis Maxar mencatat bahwa sebelumnya, penempatan di atau di dekat garnisun militer dan area pelatihan yang ada termasuk beberapa penempatan besar di atau dekat pangkalan militer di Soloti, Rusia.
Namun citra satelit terbaru tampaknya menunjukkan bahwa sebagian besar unit tempur dan peralatan pendukung yang dikumpulkan di Soloti telah meninggalkan daerah tersebut.
"Jejak kendaraan yang luas dan beberapa konvoi peralatan lapis baja terlihat di seluruh area," kata Maxar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)