Senin, 25 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kesaksian Mahasiswa asal Nigeria dan India, Alami Perlakuan Rasis di Perbatasan Ukraina

Terdapat tindakan rasisme yang dilakukan oleh tentara Ukraina di perbatasan terhadap warga dari negara lain.

AFP/ATTILA KISBENEDEK
Pengungsi Ukraina duduk di pinggir jalan saat mereka tiba di pusat pengungsi sementara di sebuah sekolah dasar lokal di Tiszabecs, Hongaria timur pada 28 Februari 2022. - Dengan semangkuk gulai, tawaran penginapan gratis dan tumpangan ke Budapest, atau hanya pelukan dan kata-kata baik, Hongaria bergegas ke perbatasan Ukraina untuk membantu pengungsi yang melarikan diri dari invasi Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina masih berlangsung hingga Selasa (1/3/2022) hari ini.

Hal tersebut mengakibatkan warga lokal Ukraina dan pendatang mengungsi ke negara tetangga seperti Polandia.

Terdapat sekitar 500 ribu pengungsi yang telah berpindah ke beberapa negara di Eropa.

Namun selama perjalanan mengungsi, terdapat cerita tidak mengenakan.

Warga pendatang mengalami perlakuan rasis ketika berada di perbatasan Ukraina dan Polandia.

Salah satunya adalah mahasiswa kedokteran tahun pertama asal Nigeria bernama Rachel Onyegbule.

Baca juga: Ukraina Klaim 5 Ribu Lebih Tentara Rusia Tewas hingga 29 Helikopter Dihancurkan

Baca juga: Jokowi Ungkap Dampak Perang di Ukraina, Tambah Ketidakpastian Global

Ia dibiarkan terlantar di Kota Sheyni yang berjarak sekitar 400 mil atau 643 km dari Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Dikutip dari CNN, ia bersama dengan para pendatang lainnya telah membeli tiket bis untuk menuju perbatasan Ukraina dan Polandia.

Namun Rachel dan para pekerja tidak berhak untuk menaiki bus tersebut karena hanya diperuntukan bagi warga negara Ukraina.

“Lebih dari 10 bus datang dan kita melihat seluruh bus tersebut pergi. Kita melihat mereka menaikan penumpang yang merupakan warga negara Ukraina.”

“Namun mereka menyuruh kita untuk berjalan kaki dan mengatakan tidak ada lagi bus yang akan lewat.” jelas Rachel.

Selain itu, Rachel menceritakan dirinya sangat kedinginan dan belum tidur selama invasi Rusia ke Ukraina.

“Tubuhku mati rasa karena kedinginan dan kita belum tidur sekitar empat hari. Penduduk Ukraina sudah seharusnya memprioritaskan warga pendatang asal Afrika.

“Hanya saja tidak perlu untuk kita bertanya alasannya. Kita tahu alasannya. Aku hanya ingin pulang,” ujar Rachel.

Perlakuan rasis juga dialami oleh mahasiswa kedokteran tahun keempat asal India, Saakshi Ijantkar.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan