Konflik Rusia Vs Ukraina
Update Peta Invasi Rusia ke Ukraina: Kemajuan Pesat Pasukan Putin di Selatan
Berikut ini update peta invasi Rusia ke Ukraina, Jumat (11/3/2022). Pasukan Rusia dapat keuntungan besar di bagian selatan Ukraina.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia telah memperluas serangan di seluruh Ukraina, saat mereka melanjutkan upaya mengepung dan menduduki ibu kota Kyiv.
Jumat (11/3/2022), kota Dnipro diserang untuk pertama kalinya sejak invasi.
Sementara itu, Lutsk dan Ivano Frankivsk di barat juga diserang dalam semalam, sebagaimana diberitakan BBC.
Lalu, kota pelabuhan Mariupol terus dikepung.
Rusia diketahui pertama kali melancarkan serangannya pada 24 Februari 2022 dini hari dari tiga arah utama: utata, selatan, dan timur.
Berikut ini penampakan peta, sejauh mana kemajuan pasukan Rusia di Ukraina:

Baca juga: Situasi Neraka di Mariupol: Warga Sipil Saling Serang Berebut Makanan, Rusia Lakukan Penembakan
Baca juga: Presiden Ukraina Tak Terima saat Tahu Ada Gadis 6 Tahun Meninggal Sendirian karena Dehidrasi
Situasi di Kyiv

Rusia berusaha mengepung dan menduduki ibu kota Ukraina, dengan pasukannya saat ini bergerak maju dari berbagai posisi.
Citra satelit terbaru menunjukkan konvoi besar Rusia ke barat laut kota saat ini ditempatkan kembali di sekitar pinggiran Kyiv.
Kemajuan pasukan Rusia menuju ibu kota dari Sumy, juga telah membuat beberapa kemajuan signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Pergerakan di sekitar Kyiv menunjukkan pasukan Rusia sedang mempersiapkan pengepungan ibu kota daripada menyerang secara penuh, menurut Dr Jack Watling, dari Royal United Services Institute, sebuah think-tank pertahanan.
Kemajuan Rusia yang Lambat di Utara

Meskipun pasukan Rusia saat ini membuat kemajuan di pinggiran Kyiv, mereka jauh lebih lambat di utara.
Kemajuan utama menuju ibu kota awalnya datang dari Belarus, tempat pasukan Rusia berkumpul di sisi barat Sungai Dnieper melalui Chernobyl.
Tapi, kolom besar Rusia yang menuju Kyiv menghadapi perlawanan yang kuat setelah mencapai bandara Hostomel di barat laut.
Mereka juga mengalami masalah logistik, seperti kekuarangan bahan bakar.
Baca juga: Upaya Rusia Dekati Afrika Berbuah Dukungan Politik
Baca juga: Terjadi Perang Informasi, Twitter Batasi Penyebaran Kabar oleh Media Belarusia
Sekarang, konvoi menyebar di sekitar barat dan selatan ibu kota.
Di timur laut, pasukan Rusia melanjutkan upaya untuk merebut kota Chernihiv, tapi belum maju ke tepi timur Sungai Dnieper.
Pasukan yang datang dari Sumy telah membuat kemajuan dan mendekati ibu kota.
Namun, laporan menunjukkan jalur pasokan di sana berada di bawah tekanan yang cukup besar.
Keuntungan Besar Rusia di Selatan

Pasukan Rusia telah membuat kemajuan pesat di selatan Ukraina, maju ke timur dan barat dari Krimea.
Di tenggara, ada kekhawatiran yang meningkat atas puluhan ribu warga sipil yang terperangkap di Mariupol, yang dikepung pasukan Rusia.
PBB mengatakan warga sipil di Mariupol, Kharkiv, Melitopol, dan di tempat lain "sangat membutuhkan bantuan, terutama pasokan medis untuk menyelamatkan jiwa."
Orang-orang terjebak tanpa makanan, air mengalir atau listrik, dan mayat dikubur di kuburan massal.
Di sebelah barat, pasukan Rusia di sekitar Kherson tampak bergerak menuju Mykolaiv dan Odesa.
Analis mengatakan, merebut Odesa akan sangat signifikan, menutup Ukraina dari garis pantainya dan mengamankan jalur bagi pasukan Rusia dari Donetsk ke perbatasan Moldova.
Baca juga: Rusia Serang Rumah Sakit Jiwa di Kharkiv, Tak Ada Korban Jiwa Karena Staf dan Pasien di Bunker
Baca juga: Ukraina Klaim Dibantu Sukarelawan Perang Barat, Rusia Izinkan Sukarelawan Perang dari Timur Tengah
Serangan Udara Baru di Timur

Ledakan terdengar di Dnipro, sebuah kota utama di Sungai Dnieper, pada Jumat pagi - pertama kali Rusia menargetkannya sejak invasi.
Para pejabat di kota itu mengatakan ada tiga serangan udara yang menghantam sebuah pabrik sepatu kecil, sebuah blok apartemen, dan sebuah kamar bayi.
Satu orang tewas dalam serangan tersebut.
Dnipro merupakan kota yang dipenuhi industri berat - termasuk pabrik roket - dan secara strategis penting sebagai titik konvergensi bagi pasukan Rusia yang datang dari selatan dan timur.
Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, terus dibom lewat serangan udara yang intens, tapi Rusia belum memperbarui upaya untuk merebut kota itu.
Serangan artileri di daerah pemukiman kota sedang diselidiki oleh jaksa PBB untuk kemungkinan kejahatan perang.
Pasukan Rusia di daerah itu melanjutkan operasi ke tenggara kota, kata para analis, dengan upaya merebut Izyum.
Baca juga: Pasca Invasi ke Ukraina, Pengguna TikTok di Rusia Hanya Bisa Lihat Konten Bikinan Lokal
Baca juga: Vladimir Putin Larang Ekspor 200 Produk Rusia hingga 31 Desember 2022, Ini Daftarnya
Putin Dukung Pejuang Sukarela untuk Rusia

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Jumat (11/3/2022), Rusia harus menyambut pejuang sukarela dalam serangan ke Ukraina.
Putin mengatakan pada dewan keamanan Rusia, dia juga mendukung pemberian senjata kepada pejuang separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas timur.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan dalam pertemuan itu ada 16 ribu sukarelawan di Timur Tengah yang siap berangkat ke Ukraina untuk berperang bersama pasukan di Donbas.
Sementara itu, kematian warga sipil Ukraina lebih tinggi dari kerugian militer, kata Menteri Pertahanan Ukraina.
Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, mengatakan pasukan Rusia telah membunuh lebih banyak warga sipil Ukraina daripada tentara.
“Saya ingin ini didengar tidak hanya di Kyiv tetapi di seluruh dunia,” kata Oleksii Reznikov.
Namun, dia tidak memberikan angka kematian.
Klaim Reznikov itu tidak dapat secara independen diverifikasi oleh wartawan Al Jazeera, begitu juga jumlah kerugian di pihak Rusia.
Putin juga mengatakan kepada Menteri Pertahanan Rusia, jika ada orang yang ingin secara sukarela membantu separatis di Donbas timur, maka mereka perlu dipindahkan ke zona pertempuran.
Ia mendukung rencana untuk mengizinkan sukarelawan bertempur di Ukraina, di mana dia sebelumnya telah mengirim ribuan tentara Rusia dalam "operasi militer khusus".
"Jika Anda melihat ada orang yang secara sukarela ingin (membantu separatis di Donbas timur), maka Anda perlu menemui mereka di tengah jalan dan membantu mereka bergerak ke zona pertempuran," kata Putin kepada Menteri Pertahanan, Sergei Shoigu, selama pertemuan dewan keamanan yang disiarkan televisi, yang dikutip oleh NDTV.
Shoigu juga mengusulkan untuk menyerahkan sistem anti-tank buatan Amerika seperti Javelin dan Stinger kepada para pejuang dari daerah pemberontak Luhansk dan Donetsk, seperti yang dilaporkan India Times.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Vladimir Putin Dukung Pejuang Sukarela untuk Rusia, 16 Ribu Sukarelawan Siap Berangkat ke Ukraina
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yunita Rahmayanti)