Selasa, 9 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pentagon: Rusia Bisa Andalkan Nuklir jika Perang Berlarut, Pasukannya dalam 'Tugas Tempur Khusus'

Pentagon mengatakan Rusia kemungkinan andalkan serangan nuklir ke Ukraina, jika perang berlarut. Pada Februari lalu, Putin posisikan Pasukan Nuklir.

Editor: Sri Juliati
Photo by Russian Defence Ministry / AFP
Pengambilan video selebaran ini diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, bagaimana penembak peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Uni Pasukan Respons Negara, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Pentagon mengatakan Rusia kemungkinan andalkan serangan nuklir ke Ukraina, jika perang berlarut. Pada Februari lalu, Putin posisikan Pasukan Pencegah Nuklir dalam 'Tugas Tempur Khusus'. 

TRIBUNNEWS.COM - Markas Besar Departemen Pertahanan AS, Pentagon mengatakan, Rusia kemungkinan dapat mengandalkan penangkal nuklir jika perang berlarut-larut.

Penilaian itu terkait dengan perang Rusia dan Ukraina yang menguras tenaga dan peralatan konvensional, dikutip dari NDTV.

"Pendudukan yang berkepanjangan di bagian wilayah Ukraina mengancam menguras tenaga militer Rusia dan mengurangi persenjataan senjata modern mereka."

"Sementara sanksi ekonomi yang diakibatkannya akan membuat Rusia mengalami depresi ekonomi yang berkepanjangan dan isolasi diplomatik," kata Direktur Pentagon, Letnan Jenderal Scott Berrier.

"Kombinasi dari pembangkangan Ukraina dan sanksi ekonomi akan mengancam kemampuan Rusia untuk memproduksi amunisi berpemandu presisi modern," kata Berrier.

"Karena perang ini dan konsekuensinya secara perlahan melemahkan kekuatan konvensional Rusia," tambah Berrier.

"Rusia kemungkinan akan semakin bergantung pada penangkal nuklirnya untuk memberi sinyal kepada Barat dan memproyeksikan kekuatan kepada audiens internal dan eksternalnya."

Baca juga: Rusia Ingatkan Amerika Ngaca Sebelum Sebut Putin Penjahat Perang: Mereka Suka Ngebom di Mana-mana

Chernobyl di Ukraina
Ilustrasi bahaya nuklir (tass.com)

Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera membalas permintaan komentar atas laporan Pentagon.

Seorang pejabat senior Pentagon mengatakan pada Kamis (17/3/2022), invasi sebagian besar terhenti.

Menurutnya, Rusia sejauh ini mengandalkan lebih dari seribu serangan rudal jarak jauh ke Ukraina.

"Upaya AS untuk melemahkan tujuan Rusia di Ukraina, dikombinasikan dengan persepsinya bahwa Amerika Serikat adalah negara yang mengalami kemunduran, dapat mendorong Rusia untuk terlibat dalam tindakan yang lebih agresif tidak hanya di Ukraina sendiri, tetapi juga secara lebih luas dalam persepsi konfrontasinya dengan Barat," kata Berier.

"Meskipun terjadi perlawanan yang besar dari Ukraina dan kerugian yang relatif tinggi pada fase awal konflik, Moskow tampaknya bertekad untuk maju terus dengan menggunakan kemampuan yang lebih mematikan sampai pemerintah Ukraina bersedia berdamai dengan Moskow."

Baca juga: 13 Peristiwa di Hari ke-23 Perang Rusia-Ukraina, Muncul Seruan dari Negara Bekas Uni Soviet

Pasukan Nuklir Rusia dalam 'Tugas Tempur Khusus' Sejak Februari

Berrier juga mengatakan perintah Putin pada Februari lalu untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir Rusia pada "tugas tempur khusus".

Hal mengacu pada persiapan yang ditingkatkan dan dirancang untuk memastikan transisi cepat ke status siaga yang lebih tinggi, jika situasi mengharuskannya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan