Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Disebut Pecat 2 Komandan Senior karena Kinerjanya Gagal Dapatkan Kharkiv dan Kapal Tenggelam
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut memecat dua komandan seniornya karena kinerjanya.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin disebut telah memecat dua komandan seniornya karena kinerjanya dalam perang di Ukraina.
Pemecatan tersebut dilakukan di tengah desas-desus budaya 'menutup-nutupi' berkembang di dalam militer Rusia.
Hal ini disampaikan oleh intelijen Inggris, menurut Kementerian Pertahanan Inggris (MoD).
Dalam laporan pembaruan intelijen hariannya, MoD menyebut ada dua komandan yang diduga telah diskors oleh Putin.
Mereka adalah Letnan Jenderal Serhiy Kisel atas kegagalannya mendapatkan Kharkiv dan Wakil Laksamana Igor Osipov karena tenggelamnya sebuah kapal penjelajah Rusia pada bulan April lalu.
Baca juga: Nasib Ratusan Tentara Ukraina Tak Pasti Usai Menyerah, Dijamin Putin atau Terancam Hukuman Mati
Baca juga: Peringatan Putin untuk Eropa: Ada Harga Tinggi jika Embargo Minyak Rusia Diberlakukan
MoD menambahkan, Kepala Staf Umum Valeriy Gerasimov kemungkinan tetap menjabat tetapi tidak jelas apakah dia akan mendapat kepercayaan lagi dari Putin.
MoD mengatakan, mengkambinghitamkan mungkin lazim dalam sistem militer dan keamanan Rusia.
Tetapi, akibatnya banyak pejabat tinggi militer yang terlibat dalam perang akan semakin terganggu oleh upaya untuk menghindari kesalahan pribadi.
"Akan sulit untuk mendapatkan kembali inisiatif dalam kondisi seperti ini," tulis MoD.
Namun, Sky News tidak dapat memverifikasi klaim dari Kementerian Pertahanan Inggris ini.
Dana Rusia untuk Perang
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Rusia telah menghabiskan sekitar satu miliar rubel atau sekitar 15,5 juta dolar AS (Rp 228,1miliar) setiap jamnya untuk perang Ukraina.
Dilansir Newsweek, prakiraan ini berdasarkan data dari Kementerian Keuangan Rusia yang dirilis pada Selasa lalu.
Anggaran Federal Rusia pada bulan April menunjukkan 628 miliar rubel dihabiskan untuk pertahanan nasional, yang turun menjadi sekitar 21 miliar rubel sehari, lapor The Moscow Times.
Situs berita online Rusia itu mencatat bahwa jumlah harian sebanding dengan anggaran tahunan beberapa wilayah di Rusia.