Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Kehilangan Kolonel ke-42 dalam Perang di Ukraina
Pasukan Rusia kehilangan kolonel ke-42 mereka setelah hampir tiga bulan menginvasi Ukraina.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Sri Juliati
5. Mayor Jenderal Oleg Mityaev

Mityaev adalah jenderal militer Rusia kelima yang terbunuh di Ukraina, atau jenderal keempat jika Tushaev dari Chechen tidak diperhitungkan.
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko mengumumkan kematian Mityaev di Telegram pada 16 Maret.
Ia berbagi foto seseorang yang katanya adalah petugas.
Dia terbunuh di dekat kota pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, kata Gerashchenko.
Mityaev (46), memimpin Divisi Senapan Bermotor ke-150, yang dipimpinnya sejak 2020.
Sebelum perang Ukraina, divisi tersebut ditempatkan di wilayah Rostov, di perbatasan Ukraina.
Ia pernah bertempur dalam perang saudara Suriah dan pada 2016 dan diangkat menjadi komandan pangkalan militer Rusia di Tajikistan.
6. Letnan Jenderal Andrei Mordvichev

Mordvichev dilaporkan tewas ketika pasukan Ukraina menyerang sebuah lapangan terbang di Chornobaivka, dekat bandara Kherson.
Staf umum tentara Ukraina mengklaim laporan kematian tersebut dalam sebuah posting media sosial pada 19 Maret.
Mordvichev adalah komandan Tentara Gabungan Pengawal ke-8.
7. Letnan Jenderal Yakov Rezantsev

Rezantsev tewas dalam serangan di dekat kota selatan Kherson pada 25 Maret, menurut Kementerian Pertahanan Ukraina.
Rezantsev adalah komandan Angkatan Darat Gabungan ke-49.
Ia adalah letnan jenderal kedua yang tewas dalam konflik saat ini.
8. Vladimir Frolov

Kematian Vladimir Frolov dikonfirmasi oleh Alexander Beglov, gubernur St. Petersburg pada Sabtu (16/4/2022).
Frolov adalah wakil komandan Tentara Gabungan Pengawal ke-8 Rusia.
Frolov diberi pemakaman militer di Pemakaman Serafimovskoe St. Petersburg.
"Hari ini kami mengucapkan selamat tinggal pada pahlawan sejati. Vladimir Petrovich Frolov tewas dengan heroik dalam pertempuran dengan nasionalis Ukraina," kata Beglov dalam sebuah pernyataan, menurut layanan berita negara Rusia TASS.
"Dia mengorbankan hidupnya agar anak-anak, wanita dan orang tua di Donbas tidak lagi mendengar ledakan bom," katanya.
"Agar mereka berhenti menunggu kematian dan, meninggalkan rumah, mengucapkan selamat tinggal seolah-olah itu adalah yang terakhir kalinya."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)