Senin, 18 Agustus 2025

WHO Konfirmasi 131 Kasus Monkeypox atau Cacar Monyet di 19 Negara

WHO menyebut terdapat total 131 kasus terkonfirmasi monkeypox atau cacar monyet yang tersebar di 19 negara.

CHARLES BOUESSEL / AFP
Staf medis yang mengenakan peralatan pelindung memasuki area karantina pusat LSM medis Internasional Doctors Without Borders (Medecins sans frontieres - MSF), di Zomea Kaka, di wilayah Lobaya, di Republik Afrika Tengah pada 18 Oktober 2018. WHO menyebut terdapat total 131 kasus terkonfirmasi monkeypox atau cacar monyet yang tersebar di 19 negara. 

Baca juga: Lembaga PBB Protes, Liputan Penyakit Cacar Monyet Dikaitkan dengan Perilaku Kaum LGBT

Dr Susan Hopkins, kepala penasihat medis di Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), mengatakan:

"Selain laporan kasus lebih lanjut yang diidentifikasi di negara lain secara global, kami terus mengidentifikasi kasus tambahan di Inggris."

"Kami mendesak semua orang untuk mewaspadai ruam atau lesi yang tidak biasa, dan untuk menghubungi layanan kesehatan seksual jika mereka memiliki gejala."

Kasus-kasus sebagian besar diidentifikasi pada individu yang mengidentifikasi diri sebagai penyuka sesama jenis atau biseksual.

UKHSA merekomendasikan kontak kasus monkeypox yang berisiko tinggi tertular harus mengisolasi diri selama 21 hari.

UKHSA juga meminta pasien memberikan rincian untuk pelacakan kontak dan menghindari kontak langsung dengan orang-orang yang mengalami imunosupresi, wanita hamil dan anak-anak di bawah 12 tahun.

Badan itu juga menyarankan agar mereka ditawari vaksin cacar.

Baca juga: Cacar Monyet atau Monkeypox: Asal-usul, Gejala Awal, dan Langkah Pencegahannya

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Dilaporkan di 12 Negara, WHO: Akan Ada Lebih Banyak Kasus di Negara Non-Endemik

Dr David Heymann, yang memimpin kelompok ahli Organisasi Kesehatan Dunia, menggambarkan wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Eropa sebagai "peristiwa acak".

Wabah mungkin telah disebarkan melalui transmisi seksual di antara pria gay dan biseksual di dua pertemuan di Spanyol dan Belgia.

Tertular virus dari orang yang terinfeksi sangat jarang.

Tetapi penularan dimungkinkan melalui kontak fisik yang dekat termasuk hubungan seksual, menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk atau barang lain yang digunakan oleh seseorang yang memiliki ruam.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan