Sabtu, 13 September 2025

Di Tengah Kritik, Korea Utara Terpilih sebagai Pemimpin Perlucutan Senjata PBB

Pyongyang memperoleh kursi kepresidenan Konferensi Perlucutan Senjata karena berputar menurut abjad di antara 65 anggotanya.

AFP/STR
Gambar ini diambil dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 14 Mei 2022 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengambil bagian dalam dewan Partai Buruh Korea untuk memeriksa status operasional pengukuran darurat maksimum untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona COVID-19 di Pyongyang. (Photo by KCNA VIA KNS / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara terpilih sebagai Kepala Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait dengan perlucutan senjata, meski dibayangi kritikan dan berada di bawah sanksi karena mengembangkan senjata nuklir.

Pengembangan nuklir Korea Utara diketahui bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dilansir CNN, tahun ini Korea Utara telah menguji coba rudal balistik -- juga dilarang oleh resolusi DK PBB.

Tampaknya Korea Utara bersiap untuk melakukan uji coba nuklir baru untuk pertama kalinya sejak 2017.

Pyongyang memperoleh kursi kepresidenan Konferensi Perlucutan Senjata karena berputar menurut abjad di antara 65 anggotanya.

Baca juga: Korea Utara Jadi Pemimpin Perlucutan Senjata PBB Meski Berada di Bawah Sanksi Senjata Nuklir

Baca juga: PROFIL Jang Nara, Aktris Korea 41 Tahun yang akan Segera Menikah

Gambar ini diambil pada tanggal 27 April 2022 dan dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 29 April menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengambil bagian dalam upacara parade untuk menandai peringatan 90 tahun berdirinya Tentara Revolusioner Rakyat Korea (KPRA), di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara.
Gambar ini diambil pada tanggal 27 April 2022 dan dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 29 April menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengambil bagian dalam upacara parade untuk menandai peringatan 90 tahun berdirinya Tentara Revolusioner Rakyat Korea (KPRA), di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

"DPRK tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada perdamaian global dan perlucutan senjata dan mementingkan pekerjaan konferensi," kata Duta Besar Han Tae Song pada pertemuan Jenewa.

Dia mengatakan itu adalah "kehormatan dan hak istimewa" untuk memegang peran itu.

Dikritik karena uji coba rudal

Negara bersenjata nuklir itu menembakkan beberapa rudal pekan lalu, termasuk satu yang dianggap sebagai rudal balistik antarbenua terbesarnya.

Utusan Barat bergiliran mengutuk tindakan Pyongyang pada hari Kamis, dengan Australia menggambarkannya sebagai "tidak stabil".

Namun, mereka tidak mengindahkan seruan untuk keluar dari pertemuan seperti yang diminta oleh puluhan LSM, kata saksi.

Sebaliknya, beberapa misi diplomatik mengirim perwakilan tingkat yang lebih rendah daripada duta besar yang biasanya diharapkan hadir.

Baca juga: Korea Utara Cabut Hampir Semua Pembatasan Covid-19, Apakah Virus Sudah Terkendali?

Baca juga: Pemerintah Korea Selatan Guyur 177,1 Juta Dolar untuk Danai Proyek Metaverse

Kanada protes atas terpilihnya Korea Utara

Selama pertemuan itu, Kanada membacakan kesaksian dari akun penyintas serangan kimia Suriah sebagai protes.

Hillel Neuer, direktur eksekutif UN Watch, yang memantau kinerja badan global itu, mengatakan kepemimpinan Korea Utara akan "sangat merusak citra dan kredibilitas PBB."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan