Konflik Rusia Vs Ukraina
Kerugian yang Menyakitkan di Severodonetsk and Kharkiv, Zelensky Kembali Memohon Bantuan Senjata
Ukraina kembali meminta senjata yang lebih kuat dari Barat di tengah "kerugian yang menyakitkan" di Severodonetsk dan wilayah Kharkiv.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina kembali meminta senjata yang lebih kuat dari Barat di tengah "kerugian yang menyakitkan" di Severodonetsk dan wilayah Kharkiv.
Dilansir Evening Standard, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Ukraina mengalami kerugian yang menyakitkan dalam pertempuran di Ukraina timur.
Selama pidato malamnya, Selasa (14/6/2022), Zelensky juga mendesak Barat untuk mengirim lebih banyak senjata anti-rudal modern.
Ia menambahkan tidak ada pembenaran bagi negara-negara mitra untuk menunda pengiriman mereka.
Sementara itu, Rusia mengatakan akan memberi kesempatan kepada pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik kimia Azot di Severodonetsk untuk menyerah pada hari Rabu.
Baca juga: Rusia Minta Pejuang Ukraina Menyerah di Severodonetsk: Hentikan Perlawanan Tak Masuk Akal
Baca juga: Palagan di Severodonetsk bak Neraka, Presiden Zelensky Akui Korban dari Ukraina Sangat Tinggi

Gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan bahwa sekitar 500 warga sipil masih berada di pekarangan pabrik itu.
40 di antaranya adalah anak-anak.
Pasukan Ukraina masih bertahan di kota Severodonetsk yang terkepung, yang kini menjadi fokus penyerangan Rusia.
Pada hari Senin, Haidai mengatakan ketiga jembatan ke kota Donbas timur yang diperangi telah dihancurkan.
Hancurnya jembatan ke kota garis depan timur berarti warga sipil tidak bisa lagi dievakuasi.
Kremlin juga mengatakan akan membangun koridor kemanusiaan pada hari Rabu dalam upaya untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap di pabrik.
Baca juga: Rusia Kepung Sievierodonetsk, Nasib Warga di Pabrik Kimia Azot Ditakutkan Seperti di Pabrik Azovstal
Baca juga: Nasib Warga Sipil di Pabrik Kimia Azot Ditakutkan Seperti di Pabrik Baja Azovstal, Evakuasi Gagal
Mereka mengatakan bahwa warga sipil akan dibawa ke wilayah separatis Luhansk, di wilayah Donbas timur Ukraina.
Severodonetsk, yang merupakan pusat manufaktur utama, telah dibombardir secara intens selama beberapa minggu terakhir di mana pertarungan untuk menguasai Donbas semakin intensif.
Sebelumnya pada hari Selasa, Zelensky menyerukan lebih banyak senjata jarak jauh pada konferensi pers.
Mengulangi permohonannya untuk mendapatkan lebih banyak bantuan dari Barat, Zelensky mengatakan kepada wartawan Denmark:
"Kami memiliki cukup senjata."
"Apa yang kita tidak punya cukup adalah senjata yang benar-benar mencapai jangkauan yang kita butuhkan untuk mengurangi keunggulan peralatan Federasi Rusia."
Baca juga: NATO Perkuat Senjatanya di Perbatasan Timur, Belanda: Penting bagi Rusia untuk Kalah Perang
Baca juga: Rusia Dituduh Gunakan Senjata Pemusnah Massal, Bom yang Lebih Merusak dari Peledak Konvensional
Dalam perkembangan terbaru, Rusia mengumumkan akan memberikan sanksi kepada 29 jurnalis yang berbasis di Inggris, melarang mereka memasuki negara itu.
Rusia telah melarang puluhan jurnalis Inggris, termasuk kepala BBC, Times dan Guardian, untuk memasuki negara itu.
Sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri mengatakan mereka yang termasuk dalam daftar 29 orang yang "terlibat dalam penyebaran informasi palsu dan sepihak yang disengaja" tentang Rusia dan perang di Ukraina.
20 tokoh lain yang diklaim Moskow terkait dengan industri pertahanan juga dikenai sanksi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)