Sabtu, 11 Oktober 2025

POPULER Internasional: Putin Jadi Bahan Candaan di KTT G7 | Kata Pengamat Soal Kunjungan Jokowi

Rangkuman berita populer internasional dalam 24 jam terkhir, di antaranya pertemuan para pemimpin dunia G7 yang diadakan di Jerman.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
MARKUS SCHREIBER / POOL / AFP
(Kiri-Kanan) Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menghadiri jamuan makan malam selama KTT G7 yang diadakan di Kastil Elmau, Jerman selatan pada 26 Juni 2022. Dalam artikel ini terangkum berita populer internasional dalam 24 jam terkhir, di antaranya pertemuan para pemimpin dunia G7 yang diadakan di Jerman. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Pertemuan para pemimpin G7 minggu ini menjadi headline di media global.

Dalam pertemuan tersebut, G7 mengumumkan rencana pembangunan infrastruktur di negara berkembang.

Tetapi di saat yang sama, mereka juga menyinggung soal Vladimir Putin dan juga perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

Sementara itu, Presiden Jokowi juga akan mengunjungi Presiden Zelensky dan Putin secara terpisah.

Pengamat luar negeri memprediksi bagaimana hasil kunjungan Jokowi tersebut.

Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Analisis Pengamat Luar Negeri dan Media Asing soal Rencana Jokowi Temui Vladimir Putin dan Zelensky

1. G7 Umumkan Rencana Infrastruktur Senilai $600 Miliar untuk Tandingi China

Para pemimpin negara-negara Group of Seven (G7) berjanji akan mengumpulkan dana $600 miliar untuk membiayai infrastuktur di negara-negara berkembang.

Aksi itu juga sekaligus untuk menandingi proyek Inisiatif Sabuk dan Jalan milik China yang sudah berjalan lebih dahulu.

Dilansir Aljazeera, presiden AS Joe Biden dan pemimpin G7 Lainnya meluncurkan program tersebut dengan nama Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global, pada hari Minggu (26/6/2022) di Schloss Elmau, Jerman.

"Negara-negara berkembang sering kekurangan infrastruktur penting untuk membantu menavigasi guncangan global, seperti pandemi," kata Biden.

"Sehingga mereka merasakan dampaknya lebih akut dan mereka lebih sulit pulih."

"Ini bukan hanya masalah kemanusiaan, ini masalah ekonomi dan keamanan bagi kita semua."

Baca juga: Zelenskyy Desak Para Pemimpin G7 Beri Bantuan Lebih Banyak ke Ukraina

Biden menyebut Amerika Serikat akan mengerahkan $200 miliar dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta selama lima tahun.

Dana itu nantinya akan digunakan mendukung proyek-proyek di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang membantu mengatasi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.

"Saya ingin menjadi jelas. Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan hasil bagi semua orang," kata Biden.

Ia menambahkan bahwa proyek itu akan memungkinkan negara-negara untuk "melihat manfaat sesungguhnya dari bermitra dengan demokrasi."

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. PM Inggris, PM Kanada hingga Presiden Uni Eropa Meledek Putin di Pertemuan G7, Picu Situasi Memanas

Para pemimpin G7 bercanda mengenai foto legendaris Vladimir Putin dalam pertemuan mereka di Bavaria, Minggu (26/6/2022).

Ledekan mengenai foto Putin terjadi di tengah isu sang pemimpin Rusia menyetujui kiriman rudal berkemampuan nuklir ke Belarus untuk menyerang Kyiv.

PM Inggris Boris Johnson meledek tentang aksi 'menunggang kuda telanjang' untuk menunjukkan bahwa mereka lebih tangguh dari Rusia.

Kemudian, Boris juga menyindir bahwa mereka perlu memamerkan otot-ototnya kepada Rusia.

Arti ledekan itu seakan menegaskan bahwa para pemimpin G7 akan mengambil langkah tegas untuk melawan Rusia.

Ledekan mengenai Putin itu terjadi sebelum pembicaraan puncak pada Senin (27/6/2022) hari ini.

Bahkan, PM Kanada Justin Trudeau dan Presiden Uni Eropa, Ursula von der Leyen ikut meledek Putin saat duduk bersama di Bavaria.

Baca juga: Putin Lakukan Perjalanan Luar Negeri Pertama Sejak Invasi ke Ukraina, Lalu Bertemu Jokowi di Moskow

Awalnya, ledekan itu terjadi saat kamera menyoroti mereka ketika berkumpul di tengah meja.

Kemudian, Boris menanyakan apakah jaket yang ia kenakan harus dilepas.

"Jaket dilepas? Haruskah kita melepas jaket kita?" kata Boris, dikutip dari Daily Mail.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Fakta-fakta KTT G7 2022 di Jerman: Jadwal, Negara Peserta, hingga Topik Diskusi

Para pemimpin dari tujuh negara maju di dunia bertemu pada KTT G7 tahun ini di Pegunungan Alpen Bavaria Jerman untuk membahas masalah paling mendesak di dunia.

Dilansir TIME, acara yang digelar pada 26-28 Juni 2022 ini membahas masalah invasi Rusia ke Ukraina, krisis ekonomi global yang memburuk akibat perang, pemerataan vaksin, dan darurat iklim.

Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang merupakan ketua G7 tahun ini, sebelumnya menyinggung soal Ukraina dalam KTT Solusi Global di Berlin pada Maret lalu.

Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara kepada pers saat ia tiba untuk hari pertama pertemuan khusus Dewan Eropa di Gedung Dewan Eropa di Brussels pada 30 Mei 2022.
Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara kepada pers saat ia tiba untuk hari pertama pertemuan khusus Dewan Eropa di Gedung Dewan Eropa di Brussels pada 30 Mei 2022. Olaf Scholz, yang merupakan ketua G7 tahun ini sempat menyinggung soal Ukraina dalam KTT Solusi Global di Berlin pada Maret lalu. (JOHN THYS / AFP)

Ia mengatakan bahwa perang di Ukraina tidak boleh membuat mereka sebagai anggota G7 mengabaikan tanggung jawab lain untuk tantangan global seperti krisis iklim atau pandemi.

Apa Itu G7?

G7 terdiri dari tujuh negara maju di dunia, yang bertemu setiap tahun untuk membahas masalah keamanan, ekonomi, dan iklim global.

Baca juga: G7 Umumkan Rencana Infrastruktur Senilai $600 Miliar untuk Tandingi China

Tahun ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, dan Presiden AS Joe Biden hadir.

Presiden UE Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga hadir seperti biasanya.

"Ini adalah pertemuan dari beberapa negara demokrasi yang paling kuat secara ekonomi dan politik di dunia, yang terjadi pada saat kita memiliki ancaman ekspansionis otoriter terbesar sejak Nazi Jerman menginvasi Eropa," kata Nicole Bibbins Sedaca, wakil presiden eksekutif Freedom House, sebuah organisasi nirlaba AS yang berfokus pada isu demokrasi.

"Apa yang akan kita cari adalah seberapa besar kekuatan politik dan ekonomi mereka yang akan mereka bawa untuk benar-benar mendorong kembali agresi Rusia."

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Pengamat Luar Negeri Prediksi Hasil Pertemuan Jokowi dengan Presiden Putin dan Zelensky, Ini Katanya

Presiden Jokowi dikabarkan akan menjadi 'juru damai' perang Rusia dengan Ukraina.

Jokowi akan menemui dua presiden yang sedang berperang itu di tempat terpisah.

Jokowi terlebih dahulu akan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev, Ibu Kota Ukraina.

Setelah itu, Jokowi dijadwalkan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Ibu Kota Rusia.

Pertemuan dijadwalkan antara tanggal 29-30 Juni 2022.

Baca juga: Pesawat Jokowi Sempat Berputar 360 Derajat di Perbatasan Iran-Turki, Ini Penjelasan Istana

Pakar politik internasional yang merupakan Direktur Program Asia-Pasifik di Chatham House, Ben Bland, memprediksi upaya Jokowi tak akan memberikan hasil besar.

Bland menegaskan bahwa peluang Presiden Jokowi untuk menemukan titik temu antara pemimpin Rusia dan Ukraina sangat minimal.

Namun, ia menegaskan peranan Indonesia terkait masalah Ukraina sangat penting.

“Tetapi sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia dan mitra persahabatan Rusia dan Ukraina, Indonesia adalah suara penting di panggung global,” ujarnya dikutip dari Swiss Info, Senin (27/6/2022).

Indonesia menganut politik luar negeri, “Bebas Aktif”, yang berarti non-blok dan berusaha untuk tetap mandiri.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved