Sabtu, 9 Agustus 2025

Kisah di Balik ISIS

Perang Kotor Intel Asing, ISIS, dan Upaya Oposisi Mendongkel Bashar Assad

Jihadi John alias Mohammad Emwazi bergabung kelompok Al Muhajirin London yang diawasi agen rahasia M15, lalu perg ke Suriah bergabung ISIS.

The Guardian/AFP/Getty Images/Ahmad Aboud
Pemandangan kota Deir Ezzor pascaserangan ISIS, dari Sabtu (16/1/2016) hingga Minggu (17/1/2016). 

Setelah berhenti di sebuah kafe internet di kota Binnish, taksi pasangan itu mulai menuju perbatasan ketika disalip di jalan dan dipaksa berhenti oleh sebuah van berisi pria-pria bersenjata.

Di antara mereka adalah Muhammad Emwazi.

Mohammed Emwazi mengaku telah dikontak oleh agen Dinas rahasia Inggris.
Mohammed Emwazi mengaku telah dikontak oleh agen Dinas rahasia Inggris. (BBC)

James Harkin menjelaskan menurut dua sandera Eropa yang telah ditahan bersama Foley tetapi kemudian dibebaskan, geng penculik yang membawa Foley dan Cantlie dipimpin Emwazi.

"(Foley) diculik oleh orang yang membunuhnya," kata seorang Eropa yang dibebaskan dari kelompok itu kepada Harkin. "Saya yakin akan hal itu," katanya menurut Harkin.

Emwazi berpartisipasi dalam penculikan Foley hanya dua bulan setelah tiba di Suriah. Perhatikan ini terjadi selama periode Khatibat al-Muhajirin menerima dukungan dari intelijen Inggris.

Bukti lain ditunjukkan oleh periode ketika Gildo dan Begg menghadiri kamp pelatihan Katibat al-Muhajirin.

Menurut dakwaan Departemen Kehakiman AS, Emwazi bergabung dengan dua orang Inggris lainnya, Alexanda Amon Kotey dan El Shafee Elsheikh, dalam operasi untuk menculik Foley.

Emwazi, Kotey, Elsheikh, dan satu orang Inggris lainnya, Aine Davis, kemudian secara kolektif dikenal sebaga kelompok "The Beatles," karena aksen Inggris mereka.

Liputan kritis Foley terhadap kelompok bersenjata yang didukung AS dan Inggris yang menduduki Aleppo ini menimbulkan pertanyaan di balik semua kisah penculikan James Foley.

Kantor Luar Negeri Inggris sejak lama dikenal berusaha mengendalikan narasi perang di media – termasuk dengan melancarkan perang informasi di Suriah dengan mendanai operasi media beberapa kelompok pemberontak.

William van Wagenen menyatakan, apakah intelijen Inggris memerintahkan gerilyawan Muhajirin untuk menculik Foley, sampai di titik ini semua hanya bisa berspekulasi.

Kerjasama dengan ISIS

Menurut Bontinck, seorang jihadis Belgia, Emwazi dan rekan-rekan Beatles terus mengawasi dan menjaga James Foley di tempat penahanannya di Aleppo.

Ia lalu tunduk pada pemimpin ISIS Aleppo, Abu Athir, sekitar akhir musim semi atau awal musim panas 2013. Saat ini, mereka telah berjanji kesetiaan kepada ISIS.

Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Emwazi, dan para pejuang Muhajirin Inggris lainnya terus menikmati dukungan dari intelijen Inggris setelah bergabung dengan ISIS juga.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan