Sabtu, 9 Agustus 2025

Kisah di Balik ISIS

Perang Kotor Intel Asing, ISIS, dan Upaya Oposisi Mendongkel Bashar Assad

Jihadi John alias Mohammad Emwazi bergabung kelompok Al Muhajirin London yang diawasi agen rahasia M15, lalu perg ke Suriah bergabung ISIS.

The Guardian/AFP/Getty Images/Ahmad Aboud
Pemandangan kota Deir Ezzor pascaserangan ISIS, dari Sabtu (16/1/2016) hingga Minggu (17/1/2016). 

Pada Agustus 2013, James Foley ditahan oleh ISIS di sebuah penjara di ruang bawah tanah Rumah Sakit Anak Aleppo, bersama dengan beberapa sandera asing lainnya.

Wartawan Amerika lainnya, Theo Padnos, sebelumnya ditahan di penjara yang sama, tetapi sebagai tawanan Front Nusra.

Seperti yang dilaporkan Washington Post, Nusra telah mendirikan markas di Rumah Sakit Anak Aleppo pada 2012, yang dibagi dengan Liwa al-Tawhid, faksi FSA yang didukung AS.

Menurut New York Times, setelah khalifah ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi mengumumkan pembentukan ISIS, Al Nusra yang berbagi markas besar rumah sakit anak-anak dengan Liwa al-Tawhid berjanji setia kepada ISIS.

Liwa al-Tawhid kemudian terus berbagi markas dengan ISIS, dan pemimpinnya, Abd al-Qader al-Salah dikritik karena kerjasamanya dengan ISIS.

Terbunuh oleh serangan udara pemerintah Suriah pada November 2013, New York Times mencatat Abd al-Qader al-Salah Salah pada akhirnya membuat kecewa karena kerjasamanya dengan ISIS.

Ia tidak menghentikan langkah ISIS menculik wartawan dan pekerja kemanusiaan, meski tahu dan melihat secara langsung aksi itu.

Kolaborasi Liwa al-Tawhid dengan ISIS menjadi sorotan pada Agustus 2013, sementara James Foley mendekam di penjara di markas dua kelompok di Aleppo.

Pada 4 Agustus, komandan Tauhid Abd al-Jabbar al-Okaidi, yang juga menjabat sebagai pemimpin Dewan Militer Aleppo FSA, divideokan tengah merayakan pendudukan Pangkalan Udara Menagh di pedesaan Aleppo.

Ia  bersama komandan ISIS Aleppo Abu Jandal. Okaidi memuji para pejuang ISIS dan menyebut mereka sebagai saudara atas bantuan mereka dalam merebut pangkalan udara itu.

Video hura-hura Okaidi dengan komandan ISIS mendatangkan rasa malu bagi pemerintahan Barrack Obama.

Sebab Dubes AS untuk Suriah Robert Ford pernah melintasi perbatasan ke Suriah untuk bertemu dengan Okaidi beberapa bulan sebelumnya, pada Mei 2013.

Okaidi dianggap sebagai saluran utama untuk bantuan non-mematikan yang diberikan AS kepada kelompok oposisi bersenjata di Suriah utara.

Menyusu video hura-hura Okaidi dan komandan ISIS, Ford menelepon Okaidi memberitahu ia telah menciptakan mimpi buruk bagi pemerintahan Obama.

Sementara Obama berusaha menunjukkan kepada Kongres dan publik Amerika, Washington meningkatkan dukungan ke kelompok moderat Suriah dan mengisolasi kaum ekstremis (ISIS).

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan