Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Peringatkan AS untuk Hentikan Aktivitas Agresif setelah Insiden Drone di Laut Hitam
Buntut insiden tabrakan drone di Laut Hitam, Rusia desak AS untuk tidak melakukan aktivitas agresif.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
Namun bagi Ukraina, insiden tersebut menjadi bukti bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ingin meningkatkan pertaruhan konflik di Ukraina dan menarik Washington.
“Insiden dengan MQ-9 Reaper UAV Amerika – yang diprovokasi oleh Rusia di atas Laut Hitam – adalah cara Putin menandakan kesiapannya untuk memperluas konflik untuk melibatkan pihak lain,” kata Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov di media sosial.
"Tujuan dari taktik all-in ini adalah untuk selalu menaikkan taruhannya," tambahnya.
Diplomat NATO di Brussel mengkonfirmasi insiden itu, tetapi mengatakan mereka tidak berharap akan meningkat menjadi konfrontasi lebih lanjut.
Seorang sumber militer Barat, mengatakan saluran diplomatik antara Rusia dan Amerika Serikat dapat membantu mengurangi perselisihan.
"Menurut saya, saluran diplomatik akan mengurangi ini," kata sumber itu.
Kampanye Rusia di Ukraina telah menimbulkan ketakutan yang meningkat akan konfrontasi langsung antara Moskow dan aliansi NATO, yang telah mempersenjatai Kyiv untuk membantunya mempertahankan diri.
Laporan serangan rudal di Polandia timur pada bulan November lalu sempat menimbulkan kekhawatiran sebelum sumber-sumber militer Barat menyimpulkan bahwa serangan itu adalah rudal pertahanan udara Ukraina, bukan rudal Rusia.
'Tidak dapat diterbangkan dan tidak dapat dikendalikan'

Amerika Serikat menggunakan drone MQ-9 Reapers untuk pengawasan dan serangan.
Drone itu telah lama beroperasi di Laut Hitam mengawasi pasukan angkatan laut Rusia.
“Pesawat MQ-9 kami sedang melakukan operasi rutin di wilayah udara internasional ketika dicegat dan ditabrak oleh pesawat Rusia, yang mengakibatkan kecelakaan dan hilangnya MQ-9 sepenuhnya,” kata Jenderal Angkatan Udara AS James Hecker, komandan Angkatan Udara AS, Pasukan Eropa dan Angkatan Udara Afrika.
“Faktanya, tindakan Rusia yang tidak aman dan tidak profesional ini hampir menyebabkan kedua pesawat jatuh."
“Pesawat AS dan sekutu akan terus beroperasi di wilayah udara internasional dan kami meminta Rusia untuk bertindak secara profesional dan aman,” tambahnya.
Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan drone itu tidak dapat diterbangkan dan tidak dapat dikendalikan sehingga pihaknya terpaksa menjatuhkannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.