Putra miliarder Yaman akui keterlibatannya dalam kasus kematian seorang mahasiswi di London 15 tahun lalu
Farouk Abdulhak, yang kabur ke Yaman setelah kasus kematian seorang mahasiswi di London, mengakui keterlibatannya
Tetapi laporan penyelidikan koroner memperjelas betapa kejamnya kematian siswa Norwegia itu akibat “tekanan di leher” yang “bisa berarti dia dicekik, ditahan atau dibekap”.
Pada tubuhnya terdapat 43 luka dan goresan, “banyak di antaranya tipikal cedera yang didapat dari penyerangan atau perkelahian”.
Farouk dan Martine sama-sama belajar di Regent’s Business School London, dan Martine bercita-cita menjadi seorang pemodal di ibu kota.
Terakhir kali teman-temannya melihat Martine hidup adalah pada dini hari tanggal 14 Maret 2008 di klub malam eksklusif Maddox di Mayfair, tempat di mana dia dan Farouk merayakan selesainya ujian.
Teman-temannya mengatakan Farouk menawarkan untuk mengadakan pesta lanjutan di apartemennya di Great Portland Street, di pusat kota London.
Mereka terlalu lelah untuk pergi, tetapi menurut mereka, Martine masih ingin terus berpesta.
Rekaman CCTV menunjukkan dia meninggalkan klub bersama Farouk pada pukul 02.59. Tidak ada saksi mata soal apa yang terjadi selanjutnya.
Begitu matahari terbit, Martine meninggal dunia, tetapi tubuhnya tidak ditemukan setidaknya hingga 48 jam berikutnya.
Dalam rentang waktu itu, Farouk telah melarikan diri dari Inggris menggunakan penerbangan ke Kairo.
Dia naik jet pribadi ayahnya ke Yaman. Pengacara Farouk bersikeras bahwa dia tidak bersalah atas pembunuhan.
Farouk bukan sembarang orang Yaman. Sebagai putra dari Shaher Abdulhak, salah satu orang terkaya dan terkuat di Yaman, dia dibesarkan di AS dan Mesir.
Shaher Abdulhak memiliki kerajaan gula, minuman ringan, minyak, dan senjata. Dia juga merupakan teman dekat dari presiden saat itu, Ali Abdullah Saleh.
Ketika saya pertama kali mencoba menghubungi Farouk pada 2011, saya menghabiskan waktu berbulan-bulan di Yaman untuk mencarinya. Tetapi saya harus pergi ketika pihak berwenang memperingatkan saya untuk menghentikan cerita itu.
Pada Februari 2022, saya memutuskan menyelidiki kembali kasus ini dari London. Saat itu, ayah Farouk telah meninggal dan Presiden Saleh telah mengundurkan diri. Saya bertanya-tanya apakah saat ini Farouk mungkin mau berbicara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.