Minggu, 23 November 2025

Rival Presiden Erdogan, Muharrem Ince Mundur dari Kandidat Capres Turki 2023

Rival Presiden Erdogan, Muharrem Ince mundur dari kandidat Capres Turki 2023. Kandidat lainnya, Presiden Erdogan, Kilicdaroglu dan Sinan Ogan.

Twitter/Muharrem Ince
Muharrem Ince, kandidat calon presiden Turki yang mengundurkan diri pada Kamis (11/5/2023). Pengunduran diri Muharrem Ince ini hanya beberapa hari sebelum pemilu Presiden dan Wakil Presiden Turki pada Minggu (14/5/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Rival Presiden Turki Erdogan, Muharrem Ince mengundurkan diri sebagai kandidat calon presiden (capres).

Pengunduran diri Muharrem Ince hanya beberapa hari sebelum pemilu capres pada Minggu (14/5/2023).

Ia memiliki jajak pendapat yang rendah, daripada kandidat capres lainnya.

"Saya menarik diri dari pencalonan inin. Saya melakukan ini demi negara saya," kata Muharrem Ince dalam konferensi pers di Ankara, Turki, Kamis (11/5/2023).

"Saya tidak ingin mereka menyalahkan saya ketika mereka kalah," katanya.

Partai yang ia ikuti, Partai Tanah Air akan tetap mengikuti pemilihan parlementer.

"Saya mendesak setiap rumah tangga untuk memberikan Partai Tanah Air setidaknya satu suara," katanya, dikutip dari CNN Internasional.

Baca juga: Jelang Pilpres Turki, Presiden Erdogan Naikkan Gaji PNS Hingga 45 Persen

Muharrem Ince sebelumnya kalah dari Recep Tayyip Erdogan dalam pemilihan Presiden Turki pada tahun 2018.

Tahun ini, Muharrem Ince memisahkan diri dari Partai Rakyat Republik (CHP) capres Kilicraoglu dan maju dalam pemilihan presiden.

Reaksi Kandidat Capres Turki Lainnya

Muharrem Ince sebelumnya mendapat kritik karena mencalonkan diri hanya dua bulan sebelum pemilu dilaksanakan.

Namun, pemimpin partainya, Partai Tanah Air, membela keputusan Muharrem Ince maju pemilu, dengan mengatakan Ince adalah alternatif yang lebih muda dari capres Kilicdaroglu (74).

Kilicdaroglu mengatakan ia meminta dukungan Muharrem Ince, dan mengatakan, "Mari kita kesampingkan kebencian."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara kepada pers selama kunjungannya ke kota Diyarbakir, Turki tenggara yang paling terpukul, lima hari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda wilayah perbatasan Turki dan Suriah, pada 11 Februari 2023. Bencana dan kemarahan yang diakibatkannya tentang bagaimana pemerintah Turki menanganinya, datang hanya beberapa bulan sebelum pemilihan presiden pada bulan Juni. Erdogan mengakui untuk pertama kalinya pada 10 Februari 2023 bahwa pemerintahnya tidak dapat menjangkau dan membantu para korban
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara kepada pers selama kunjungannya ke kota Diyarbakir, Turki tenggara yang paling terpukul, lima hari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda wilayah perbatasan Turki dan Suriah, pada 11 Februari 2023. Bencana dan kemarahan yang diakibatkannya tentang bagaimana pemerintah Turki menanganinya, datang hanya beberapa bulan sebelum pemilihan presiden pada bulan Juni. Erdogan mengakui untuk pertama kalinya pada 10 Februari 2023 bahwa pemerintahnya tidak dapat menjangkau dan membantu para korban "secepat yang kami inginkan". (ILYAS AKENGIN/AFP)

Baca juga: Turki Tawarkan Diri Jadi Tuan Tumah Dialog Mediasi Konflik Sudan

Sementara itu, kandidat presiden lainnya, Erdogan menanggapi keputusan Muharrem Ince dengan serius.

"Salah satu kandidat mengundurkan diri. Tidak mungkin untuk memahami mengapa ini terjadi. Sejujurnya, saya sedih," kata Erdogan dalam acara politik di ibu kota, Ankara.

"Saya berharap dia melanjutkan sampai akhir," lanjutnya, dikutip dari DW.

Survei opini terbaru menunjukkan Kilicdaroglu memimpin Erdogan hanya dengan beberapa poin.

Penarikan Muharrem Ince, bisa berarti pemilih Partai Tanah Air memberikan dukungan mereka kepada partai lain.

Sebuah survei yang dirilis oleh jajak pendapat Turki Metropoll menemukan 49 persen dukungan Ince akan diberikan kepada Kilicdaroglu, dengan 22 persen akan diberikan kepada Erdogan.

Kandidat keempat dalam pemilihan presiden Turki adalah Sinan Ogan dari Partai Gerakan Nasionalis (MHP) sayap kanan, dipandang menarik dukungan dari tawaran pemilihan ulang Erdogan.  

Kemal Kilicdaroglu Pemimpin Partai Rakyat Republik CHP berbicara setelah dia dikukuhkan sebagai kandidat bersama oposisi Turki untuk mencalonkan diri melawan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilihan Presiden Turki pada Mei di Ankara, Turki, pada 6 Maret 2023.
Kemal Kilicdaroglu Pemimpin Partai Rakyat Republik CHP berbicara setelah dia dikukuhkan sebagai kandidat bersama oposisi Turki untuk mencalonkan diri melawan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilihan Presiden Turki pada Mei di Ankara, Turki, pada 6 Maret 2023. (Adem ALTAN/AFP)

Baca juga: Serang Rivalnya, Erdogan Tuding Oposisi Turki sebagai Gay

Turki menggelar pemilu Presiden setiap lima tahun.

Tahun ini, Turki akan mengadakan pemilu Presiden.

Petahana, Presiden Erdogan kembali maju sebagai kandidat capres Turki.

Kandidat yang memperoleh lebih dari 50 persen suara pada putaran pertama akan terpilih sebagai presiden.

Namun, jika tidak ada kandidat yang mendapatkan jumlah tersebut, pemilu akan dilanjutkan ke putaran kedua antara kandidat yang memperoleh jumlah suara terbanyak pada putaran pertama.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Pemilu Turki

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved