Prancis: Kematian Remaja Picu Perdebatan Isu Kekerasan Polisi
Kerusuhan meluap, setelah seorang remaja ditembak mati saat berhenti di lampu merah. Insiden yang menurut Presiden Macron “tidak…
De Maillard mengatakan bahwa ada "perbedaan yang tidak dapat diabaikan" dalam pendekatan terhadap kepolisian di Prancis, dibandingkan dengan Jerman dan Inggris. "Apa yang tampak berbeda bagi saya di kedua negara ini adalah bahwa pertanyaan tentang legitimasi polisi lebih membebani para pembuat kebijakan dan para pemimpin polisi," ujarnya.
Para pegiat menuntut reformasi kepolisian setelah kematian seorang remaja
Kelompok pegiat Jaringan Eropa Melawan Rasisme menuntut dibentuknya badan independen untuk menyelidiki kasus kematian Nahel ini.
"Berakhirnya masa depan seorang anak muda yang begitu cepat akibat aksi kekerasan oleh polisi yang rasis, menuntut keadilan dan reformasi segera," kata kelompok kampanye tersebut pada hari Kamis (29/06).
"Insiden seperti ini hanya memperlebar jurang pemisah antara penegak hukum dan orang-orang yang seharusnya mereka lindungi," tambah para pegiat. "Hanya melalui upaya kolaboratif dan pendefinisian ulang kepolisian, kita dapat berharap untuk membawa perubahan yang berarti dan memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak akan terjadi lagi."
Peneliti Jacques de Maillard juga berpendapat bahwa ada sesuatu yang harus diubah. Menurutnya, "bukan berarti institusi kepolisian gagal total, tapi ada tanggung jawab kolektif."
"Di mata saya, institusi ini harus memiliki tugas lebih dalam penerapan sistem perekrutannya, pelatihan dan manajemen yang menekankan pemeriksaan independen terhadap tindakan seorang petugas polisi."
Apa yang menyebabkan kerusuhan di Prancis?
Kerusuhan ini dipicu oleh pembunuhan seorang pengemudi remaja berusia 17 tahun oleh seorang polisi di pinggiran kota Paris, Nanterre, pada hari Selasa (27/06) pagi waktu setempat.
Awalnya, menurut laporan polisi, aparat tersebut melepaskan tembakan karena remaja itu dianggap mengarahkan kendaraannya ke arahnya. Namun sebuah video yang beredar di media sosial, yang diverifikasi oleh kantor berita Reuters dan AFP, menunjukkan ada dua orang polisi berdiri di samping mobil yang tidak bergerak dan salah satunya menodongkan senjata ke arah sang pengemudi.
Aksi protes di Prancis itu pun berlangsung panas selama dua malam berturut-turut, di mana sekitar 150 warga ditangkap dan bangunan sekolah-sekolah, balai kota, hingga kantor polisi pun turut dirusak di seluruh penjuru negeri.
Kementerian Dalam Negeri Prancis juga mengatakan, setidaknya 2.000 polisi telah dikerahkan di seluruh wilayah Paris, dan puluhan di antaranya terluka setelah bentrokan tersebut.
Aparat polisi berusia 38 tahun yang melepaskan tembakan fatal tersebut kini telah ditahan dan tengah diselidiki atas tuduhan pembunuhan tidak disengaja.
(kp/rs)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.