Proyek Baju Pintar Ala Intelijen Amerika Serikat: Bisa Rekam Data Audio, Video, dan Geolokasi
Intelijen AS mengembangkan sebuah proyek mutakhir yang berupaya menciptakan pakaian yang mampu merekam audio, video, dan geolokasi.
Proyek Baju Pintar Ala Intelijen AS: Bisa Rekam Data Audio, Video, dan Geolokasi
TRIBUNNEWS.COM - Direktorat Intelijen Nasional AS mengumumkan akan mendukung pengembangan proyek baju pintar inovatif yang menggabungkan berbagai teknologi digital.
Program tersebut, yang disebut 'The Smart Electrically Powered and Networked Textile Systems' (Sistem Tekstil Bertenaga Listrik dan Jaringan Cerdas)/SMART ePANTS.
Proyek ini akan diawasi oleh Intelligence Advanced Research Projects Activity (IARPA) – badan yang mengkhususkan diri dalam upaya penelitian berisiko tinggi dan bernilai tinggi.
Baca juga: Presiden Ukraina Dendam, Dianggap Pelawak Dagelan: Cerita di Balik Pertemuan Pertama Biden-Zelensky
Menurut pernyataan yang dirilis Badan Intelijen AS, para pejabat AS mengatakan upaya ini bertujuan untuk menciptakan tekstil yang terasa dan berfungsi seperti pakaian siap pakai lainnya, tetapi juga dapat merekam data audio, video, dan geolokasi.
Tujuan utamanya adalah agar teknologi ini “membantu personel dan petugas pertolongan pertama di lingkungan berbahaya dan berisiko tinggi, seperti TKP dan inspeksi pengendalian senjata tanpa menghambat kemampuan mereka untuk beroperasi dengan cepat dan aman.”
Kontrak pengembangan diberikan kepada lima organisasi, termasuk lembaga nirlaba SRI International, Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan perusahaan Arete, Nautilus Defense, dan Leidos.
Menurut Pentagon, Nautilus dan Leidos mendapatkan kontrak untuk pengembangan SMART ePANTS masing-masing senilai $11,6 juta dan $10,6 juta.
Proyek ini diperkirakan akan selesai dan menghasilkan produknya pada Januari 2025.
Nilai kontrak dengan tiga entitas lainnya belum diungkapkan.
Mengomentari program tersebut, Annie Jacobsen, yang merupakan finalis Hadiah Pulitzer untuk bukunya tentang proyek-proyek inovatif Pentagon, mengatakan kepada Intercept bahwa inisiatif-inisiatif jangka panjang ini dan inisiatif serupa lainnya yang dilakukan oleh Washington adalah “seperti membuang spageti ke dalam dinding lemari es.”
“Mungkin menempel atau tidak,” jelasnya.
AS telah mencoba mengintegrasikan teknologi digital ke dalam pakaian.
Pada tahun 2021, Institut Nanoteknologi Prajurit Angkatan Darat AS dan MIT mengembangkan serat yang dapat diprogram yang mampu menyimpan, menganalisis, dan berbagi data tentang aktivitas pengguna saat menjahit pakaian, berkat chip digital skala mikro.
| Komentar FIFA Setelah Trump Ancam akan Memindahkan Pertandingan Piala Dunia |
|
|---|
| 10 Negara Pengguna TikTok Terbanyak di Dunia: Indonesia Urutan Kedua |
|
|---|
| Henley Passport Index Terbaru Dirilis, Kekuatan Paspor Singapura Masih Nomor 1, AS Keluar 10 Besar |
|
|---|
| Donald Trump Usik Piala Dunia 2026, FIFA Ingatkan Tanggung Jawab Besar Amerika Serikat |
|
|---|
| 3 Produk Baru yang Resmi Diluncurkan Apple, Ini yang Perlu Kamu Ketahui |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.