Myanmar Batal Jadi Pemimpin ASEAN Berikutnya, Pukulan Keras Bagi Para Jenderal
Para pemimpin Asia Tenggara setuju untuk membatalkan Myanmar mengambil alih kepemimpinan bergilir ASEAN. Keputusan itu menjadi pukulan…
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi mengatakan bahwa para pemimpin ASEAN memutuskan untuk tetap menggunakan rencana perdamaian, meskipun ada penilaian bahwa rencana tersebut tidak menghasilkan kemajuan dalam meredakan krisis di negara tersebut.
ASEAN menunjuk tiga negara, yakni negara pemimpin sebelumnya, saat ini dan selanjutnya, untuk menangani langsung kerusuhan sipil Myanmar, tambah Retno kepada para wartawan.
Para jenderal junta militer Myanmar akan tetap tidak diizinkan menghadiri pertemuan-pertemuan tingkat tinggi ASEAN, tegas Retno.
Jokowi serukan persatuan ASEAN
Pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan setidaknya 4.000 warga sipil dan menangkap 24.410 orang lainnya, sejak pengambilalihan kekuasaan oleh junta militer, menurut data organisasi pemantau HAM Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Selain perselisihan sipil mematikan di Myanmar, ada gejolak baru dalam perselisihan teritorial yang telah lama membara di Laut Cina Selatan, yang kembali menjadi agenda utama dalam pembicaraan blok 10 negara di Asia Tenggara tersebut, pada hari Selasa (05/09).
Isu-isu lainnya, termasuk persaingan AS-Tiongkok di kawasan tersebut, juga telah memicu perpecahan di dalam anggota ASEAN, sehingga Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyerukan persatuan ASEAN.
"Kita semua sadar akan besarnya tantangan dunia saat ini, di mana kunci utama untuk menghadapinya adalah persatuan dan sentralitas ASEAN," kata Jokowi kepada para pemimpin lainnya.
Jokowi mengibaratkan kelompok regional ini sebagai sebuah kapal besar yang membawa masyarakat Asia Tenggara. "Para pemimpin ASEAN harus memastikan bahwa kapal ini dapat terus berjalan, dapat terus berlayar," ujar Jokowi. "Kita harus menjadi kapten dari kapal kita sendiri untuk mewujudkan perdamaian, untuk mewujudkan stabilitas, untuk mewujudkan kemakmuran bersama."
Agenda ASEAN bertemu dengan rekan Asia dan Barat
Setelah pertemuan puncak pada hari Selasa (05/09) tersebut, para pemimpin kelompok regional ini akan bertemu dengan rekan-rekan mereka dari Asia dan negara Barat pada hari Rabu (06/09) hingga Kamis (07/09), termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang akan hadir untuk menggantikan Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri (PM) Cina Li Qiang, dan Menlu Rusia Sergey Lavrov.
PM Jepang Fumio Kishida mengatakan sebelum lepas landas menuju Jakarta, bahwa dia berencana untuk menawarkan jaminan keamanan terhadap isu pelepasan air limbah radioaktif yang telah diolah ke laut dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak.
Pelepasan air Fukushima tersebut telah dilakukan sejak 24 Agustus lalu, dan Cina segera memberlakukan larangan impor terhadap semua makanan laut Jepang.
Ketika ditanya tentang kemungkinan adanya pertemuan dengan PM Cina Li Qiang di Jakarta, Kishida mengatakan bahwa belum ada keputusan mengenai hal itu.
Mengenai sengketa teritorial Laut Cina Selatan, para pemimpin ASEAN "menegaskan kembali perlunya meningkatkan rasa saling percaya dan yakin, menahan diri dalam melakukan kegiatan yang akan memperumit atau meningkatkan perselisihan, juga memengaruhi perdamaian dan stabilitas, serta menghindari tindakan yang dapat memperkeruh situasi," demikian menurut komunike pasca KTT ASEAN yang akan dikeluarkan oleh Jokowi atas nama para pemimpin lainnya.
Anggota ASEAN, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei, juga ikut terlibat dalam perselisihan teritorial di Laut Cina Selatan, yang diklaim secara keseluruhan oleh pihak Cina.
"Kami membahas situasi di Laut Cina Selatan, di mana keprihatinan diungkapkan oleh beberapa negara anggota ASEAN mengenai reklamasi lahan, kegiatan, insiden serius di wilayah tersebut, termasuk tindakan yang membahayakan keselamatan semua pihak, kerusakan lingkungan laut, di mana hal itu telah mengikis kepercayaan dan keyakinan, meningkatkan ketegangan, dan dapat mengganggu perdamaian, keamanan, dan stabilitas wilayah tersebut," kata para pemimpin negara ASEAN dengan menggunakan bahasa yang sama dengan komunike sebelumnya.
kp/rs (AP)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.