Sabtu, 23 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Korban Selamat dari Serangan Hamas: Tentara Israel Justru Membunuh Warga Sipil Mereka Sendiri

Ketika pewawancara bertanya apakah pasukan Israel bertanggung jawab atas kematian warga sipil, Porat menjawab, “Tidak diragukan lagi.”

© AP Photo/Ohad Zwigenberg
Tentara Israel menuju ke selatan dekat Ashkelon, Israel, pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Hamas mengklaim menangkap banyak tentara Israel pada serangan terkoordinasi berjuluk Operation Al-Aqsa Flood. 

Korban Selamat dari Serangan Hamas: Tentara Israel Justru Membunuh Warga Sipil Mereka Sendiri

TRIBUNNEWS.COM - Seorang yang selamat dari serangan perlawanan pejuang Hamas Palestina terhadap pemukiman Israel pada 7 Oktober mengatakan tentara Israel justru menjadi pelaku atas pembunuhan banyak warga sipil mereka sendiri.

“Mereka melenyapkan semua orang, termasuk para sandera, karena terjadi baku tembak yang sangat, sangat hebat,” kata Yasmin Porat, ibu tiga anak berusia 44 tahun, kepada program radio Haboker Hazeh di radio Israel, Kan pekan lalu.

Baca juga: Militer Israel Diterpa Cuaca Buruk dan Desersi Massal, Invasi Besar-besaran ke Gaza Ditunda 

Ketika pewawancara bertanya apakah pasukan Israel bertanggung jawab atas kematian warga sipil, Porat menjawab, “Tidak diragukan lagi.”

Wawancara tersebut telah dihapus dari versi online Haboker Hazeh dan situs web Kan; namun, akun @Electronic Intifada mendapatkan salinannya dan menerjemahkannya dari bahasa Ibrani.

“Ada lima atau enam sandera tergeletak di tanah di luar. Seperti domba yang akan disembelih, antara penembakan pasukan komando kami dan Hamas,” jelas Porat.

Diperlakukan Manusiawi

Porat mengatakan, sebelum kedatangan pasukan Israel, dia dan warga sipil lainnya telah ditahan oleh pihak Palestina “selama beberapa jam” dan diperlakukan “secara manusiawi.”

“Mereka tidak melecehkan kami. Mereka memperlakukan kami dengan sangat manusiawi,” kata Porat.

Dial menambahkan, “Mereka memberi kami minuman di sana-sini. Saat mereka melihat kami gugup, mereka menenangkan kami. Itu sangat menakutkan, tapi tidak ada yang memperlakukan kami dengan kekerasan.”

Dia ingat seorang pejuang Palestina yang berbicara bahasa Ibrani berkata: “Lihatlah saya baik-baik, kami tidak akan membunuhmu. Kami ingin membawa Anda ke Gaza. Kami tidak akan membunuhmu. Jadi tenanglah, kamu tidak akan mati.”

“Saya tenang karena saya tahu tidak akan terjadi apa-apa pada saya,” tambahnya.

Lebih jauh lagi, dalam wawancara panjang lebar di Channel 12 Israel, Porat berbicara tentang baku tembak yang intens setelah pasukan Israel tiba dan menjelaskan bahwa, meskipun pejuang perlawanan bersenjata lengkap, dia tidak pernah melihat mereka menembak tawanan atau mengancam mereka dengan senjata.

Dia juga menyoroti bahwa tentara Israel mengumumkan kedatangan mereka di pemukiman tersebut “dengan hujan tembakan,” yang mengejutkan para pejuang Hamas dan tawanan mereka.

Kisahnya serupa dengan kisah pemukim Israel lainnya yang berbicara dengan Channel 12 pekan lalu tentang pengalamannya sebagai tawanan perang (POW) Hamas.

Pengakuan Korban Selamat Kontras dengan Laporan Media Barat

Pernyataan dari para penyintas sangat kontras dengan klaim yang tersebar luas di media barat yang mengatakan bahwa pasukan Hamas melakukan apa saja mulai dari “memenggal kepala bayi” hingga menyiksa dan memperkosa pemukim.

Baca juga: Gedung Putih Tarik Kembali Komentar Joe Biden, Tidak Ada Bukti Pemenggalan Kepala Bayi Israel

Hamas Ungkap Soal SOP 'Petunjuk Hannibal' Israel

Salah al-Aruri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, pekan lalu menjawab tudingan kalau pejuang Hamas Palestina diperintahkan untuk dengan sengaja membunuh sebanyak mungkin pemukim Israel.

Dia mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa pejuang dari Brigade Qassam – sayap militer Hamas – adalah pasukan di bawah protokol ketat untuk tidak merugikan warga sipil.

Dia juga mengatakan, setelah tercerai-berainya militer Israel di Gaza di depan 'hidung' faksi-faksi di Gaza, kelompok lain menyerbu perbatasan, menyebabkan kekacauan.

Lebih jauh lagi, ia mencatat, beberapa kematian pemukim Israel adalah akibat dari apa yang disebut 'Petunjuk Hannibal,'.

Itu adalah sebuah protokol yang memungkinkan tentara Israel menggunakan kekuatan yang sangat besar untuk membunuh salah satu tentara mereka yang ditangkap daripada membiarkan mereka jadi tawanan.

“Kami yakin para pemuda (tentara Hamas) dibom bersama para tahanan yang bersama mereka,” kata Aruri pekan lalu.

Menurut tentara Israel, setidaknya 199 pemukim ditangkap sebagai tawanan perang oleh perlawanan Palestina.

Korban tewas Israel akibat Operasi Banjir Al-Aqsa mencapai lebih dari 1.300 orang.

(oln/TC/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan