Konflik Palestina Vs Israel
Serangan Udara Kedua Israel Hantam Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza, IDF: Komandan Hamas Ikut Tewas
Israel kembali menyerang kamp pengungsi Jabalia untuk kedua kalinya. Pada Kamis (2/11/2023) serangan menewaskan lebih banyak korban sipil
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Seorang saksi mengatakan kepada Reuters kalau serangan udara pada Rabu adalah “pembantaian.”
Petugas penyelamat mencari korban yang selamat di reruntuhan kamp pengungsi terbesar di Gaza setelah ledakan tersebut, yang meninggalkan lubang yang dalam dan menghancurkan bangunan di lingkungan kamp pengungsi Falluja, kata CNN.
"Serangan udara yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia “dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” tulis Komisi Hak Asasi Manusia PBB di platform media sosial Twitter pada hari Rabu.
“Mengingat tingginya jumlah korban sipil dan skala kehancuran setelah serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia, kami memiliki kekhawatiran serius bahwa ini adalah serangan yang tidak proporsional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” tulis kantor komisi PBB tersebut.
Pengeboman Israel terhadap Gaza, wilayah pesisir Palestina yang terkepung dan diblokade dari dunia luar, merupakan pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober.
Bombardemen Israel di Gaza tersebut sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 9.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan setempat.
"Sekitar 70 persen dari mereka yang terbunuh adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua," kata kementerian kesehatan Palestina, Senin.

Ramai-Ramai Putus Hubungan Diplomatik
Serangan yang berkelanjutan dan meluas terhadap Gaza oleh Israel, khususnya terhadap kamp Jabalia, telah memicu kecaman dari beberapa negara dan tokoh kemanusiaan.
Yordania pada Rabu menarik duta besarnya untuk Israel, menyusul tindakan serupa yang dilakukan Chile dan Kolombia.
Bolivia telah memutuskan hubungan diplomatik dengan negara tersebut, dan mengklaim bahwa Israel telah terlibat dalam “kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Martin Griffiths pada hari Rabu menyerukan kedua belah pihak untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional setelah kunjungan dua hari ke Israel dan wilayah Palestina.
Direktur kantor hak asasi manusia PBB (OHCHR), Craig Mokhiber, mengeluarkan pengunduran dirinya pada hari Selasa atas apa yang dia katakan sebagai “kegagalan” organisasi tersebut untuk mencegah “kasus genosida” di Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.