Konflik Palestina Vs Israel
Jumlah Korban Tewas di Gaza Mencapai 10.022 Orang, Israel Beri Waktu 4 Jam Warga Mengungsi
Serangan Israel ke Gaza Palestina telah menewaskan setidaknya 10.022 warga sejak 7 Oktober 2023.
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, GAZA- Serangan Israel ke Gaza Palestina telah menewaskan setidaknya 10.022 warga sejak 7 Oktober 2023.
Dari korban tersebut, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 perempuan.
Sementara di pihak Israel jumlah korban tewas berjumlah 1.400 akibat serangan Hamas.
Baca juga: Aksi Bela Palestina di Monas Kumpulkan Donasi Hingga Rp 2 Miliar, Ada dari Celengan Anak Sekolah
Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, Ashraf al-Qidreh, mengatakan jumlah korban yang terluka mencapai puluhan ribu orang.
"Mereka yang terluka sejak 7 Oktober berjumlah 25.408 orang," ungkapnya dikutip dari Al Jazeera, pada Senin (6/11/2023).
Ashraf al-Qidreh menambahkan, bahwa rumah sakit di Gaza turut terkena serangan Israel dalam 24 jam terakhir.
"Rumah Sakit Al Rantisi menjadi sasaran dua kali serangan udara Israel. Pusat Kanker dan Pusat Anak Khusus juga menjadi sasaran. Empat orang tewas dan 70 orang luka-luka, beberapa di antaranya anak-anak, staf, dan pengungsi," jelas dia.
Menurut Ashraf al-Qidreh, serangan udara Israel di Rumah Sakit Al Rantisi menghancurkan panel surya dan tangki air yang diperlukan untuk mendukung layanan.
"Menargetkan pasokan penting mengancam kehidupan semua orang di rumah sakit," jelas dia.
Ashraf al-Qidreh menyampaikan, sejak Israel menyerang Gaza pada 7 Oktober, terhitung ada 192 staf medis yang tewas, 32 ambulans hancur, dan 16 rumah sakit tidak dapat beroperasi.
"Israel melakukan 18 serangan dalam beberapa jam terakhir, menewaskan 252 orang. Penargetan toko roti menambah krisis pangan," ungkapnya.
Baca juga: Dua Pesawat Hercules TNI yang Bawa Bantuan Kemanusiaan Untuk Rakyat Palestina Tiba di Mesir
Ashraf al-Qidreh memperingatkan, Israel menganggap diamnya komunitas internasional sebagai lampu hijau untuk melanjutkan pembantaiannya.
PBB: hentikan perang segera
Bahkan sebelum Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan jumlah korban tewas terbaru, para pemimpin badan PBB pada Senin ini telah menyerukan agar diberlakukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas.
Israel sebelumnya telah menolak tekanan internasional yang meningkat untuk melakukan gencatan senjata. Mereka mengatakan bahwa para sandera yang diambil oleh militan Hamas dalam serangan di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober harus dibebaskan terlebih dahulu.
"Seluruh penduduk dikepung dan diserang, tidak diberi akses ke hal-hal penting untuk bertahan hidup, dibom di rumah-rumah mereka, tempat penampungan, rumah sakit dan tempat-tempat ibadah. Ini tidak dapat diterima," kata para pemimpin PBB dalam sebuah pernyataan bersama.
"Kami membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari. Cukup sudah. (Perang) Ini harus dihentikan sekarang," ungkap mereka, sebagaimana diberitakan Reuters.
Ke-18 penandatangan tersebut termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan kepala bantuan PBB Martin Griffiths.
Israel beri waktu 4 jam
Militer Israel pada Senin (6/11/2023) mengatakan warga di Gaza utara akan diizinkan mengungsi ke selatan melalui Jalan Salah al-Din.
Baca juga: Pernah Viral Karena Gigit Tangan Tentara Israel, Aktivis Perempuan Palestina Kini Ditangkap
Militer Israel menambahkan bahwa jalur aman akan diberikan selama empat jam mulai pukul 10.00 waktu setempat (08.00 GMT atau 15.00 WIB) pada hari Senin.
"Demi keselamatan Anda, gunakanlah kesempatan ini untuk bergerak ke selatan melewati Lembah Gaza," kata Militer Israel melalui saluran bahasa Arabnya di X, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Di masa lalu, Israel pernah mengeluarkan peringatan evakuasi serupa dan memberikan kesempatan kepada sekitar 300.000 warga sipil yang masih berada di bagian utara Jalur Gaza pindah ke selatan.
Namun, ada banyak kendala yang harus dihadapi para warga Gaza yang menjadi korban serangan Israel tersebut.
Selain tantangan logistik, seperti tidak tersedianya transportasi dan bahan bakar, serta puing-puing bangunan yang ambruk dan jalan yang hancur, mereka dihadapkan pada risiko keamanan yang sangat besar.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa serangan udara dan tembakan artileri mematikan telah menargetkan konvoi yang tidak mengindahkan peringatan Israel dan mengevakuasi bagian utara jalur tersebut.
PBB melaporkan bahwa sekitar 30.000 orang memutuskan kembali ke utara setelah menyimpulkan bahwa risikonya sama saja di selatan.
Tiga Agen Mossad Israel Dibekuk di Perbatasan Afghanistan
Tiga agen yang bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad, dilaporkan ditangkap atas kerja sama antara badan intelijen Iran dan Afghanistan.
Kabar penangkapan tiga agen Mossad itu dilansir kantor berita resmi Iran, IRNA, Senin (6/11/2023).
Baca juga: Kerap Dikaitkan Israel, McD Indonesia Janji Segera Kirim Bantuan ke Palestina
Menurut IRNA, ketiga agen tersebut ditangkap di wilayah pegunungan di perbatasan Iran dan Afghanistan.
Mereka dilaporkan berencana menargetkan Iran menggunakan drone melalui pegunungan di wilayah perbatasan tersebut.
"Operasi tersebut dilakukan bekerja sama dengan badan intelijen pemerintah Afghanistan, dan orang-orang yang ditangkap akan diangkut ke Iran untuk penyelidikan lebih lanjut," tulis laporan tersebut. (Al Jazeera/KCM/IRNA)
Konflik Palestina Vs Israel
Israel Ancam Kebut Aneksasi Tepi Barat Jika Negara Barat Akui Palestina |
---|
Gejolak Baru di Yaman: Houthi Gerebek Kantor PBB, Culik 11 Pekerja |
---|
Ratusan Pengendara Sepeda Motor Berunjuk Rasa di Den Haag Mendukung Palestina |
---|
Setelah Bunuh Abu Ubaida dan Keluarga, Israel Mengancam Para Pemimpin Hamas di Luar negeri |
---|
Ben Gvir akan Usir Armada Kapal Terbesar yang Kirim Bantuan Kemanusiaan Menuju Gaza |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.