Konflik Palestina Vs Israel
Hujan di Gaza Jadi Ancaman, Pengungsi: Selain karena Perang, Anak-anak Bisa Mati Kedinginan
Nasib anak-anak dan para pengungsi di Gaza semakin mengkhawatiakan setelah hujan sebagai tanda memasuki musim dingin, mengguyur pada Selasa kemarin.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
"Terpal nilon, tenda, dan kayu tidak akan tahan terhadap banjir. Orang-orang tidur di lantai, apa yang akan mereka lakukan? Ke mana mereka akan pergi?" kata Fayeza Srour.
Pengungsi lainnya, Karim Mreish, mengatakan orang-orang di tempat penampungan berdoa agar hujan berhenti.
Semua pengungsi, ujar Mreish, akan merasa kesulitan jika hujan turun.
"Anak-anak, perempuan, orang lansia, (semua) berdoa kepada Tuhan agar tidak turun hujan."
"Jika hal ini terjadi (hujan terus mengguyur), maka akan sangat sulit dan kata-kata tidak akan mampu menggambarkan penderitaan kami," beber dia.
Baca juga: Gaza Hadapi Krisis Pangan, PPB: Anak-anak Berpotensi Alami Stunting dan Gizi Buruk
Seorang pengungsi lainnya mengatakan kepada AlJazeera, situasi kemanusiaan di Gaza semakin mendesak.
"Selain karena perang, anak-anak (juga) akan mati karena dinginnya musim dingin dan kelaparan," ujarnya.
Selain ancaman penyakit dan tempat mengungsi yang tidak layak, musim hujan di Gaza dinilai bisa menghambat pergerakan warga dan tim penyelamat.
Juru Bicara Dewan Pengungsi Norwegia, Ahmed Bayram, mengatakan awal musim hujan bisa menandai "minggu tersulit di Gaza sejak eskalasi (militer) dimulai."
"Ini akan menyulitkan tim penyelamat yang menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan, atau menguburkan orang mati."
Badai diperkirakan akan mulai terjadi pada pekan depan karena suhu turun hingga 17 derajat Celcius lantaran memasuki musim dingin.
Cuaca juga kemungkinan akan mempengaruhi pertempuran karena lumpur menghalangi pergerakan persenjataan israel.
Ratusan Ribu Pengungsi di Gaza Hadapi Krisis Kemanusiaan

Sementara itu, ratusan ribu pengungsi di bagian selatan Gaza, tengah berada di krisis kemanusiaan yang kian parah.
Puluhan ribu pengungsi di Deir al-Balah, sebuah kota di Gaza yang dianggap sebagai zona aman, berdesakan di gedung-gedung sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan oleh PBB.
Seorang pengungsi bernama Hassan Abu Rashed, membeberkan bagaimana kondisi yang dihadapi para pengungsi di tempat penampungan itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.