Konflik Palestina Vs Israel
Soal Gencatan Senjata Israel-Hamas, Direktur HRW: Manusia Bukanlah Alat Tawar-Menawar
Direktur Human Right Watch (HRW) untuk Israel dan Palestina, Omar Shakir, memberikan tanggapannya terkait gencatan senjata yang disepakati Israel-Hama
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Human Right Watch (HRW) untuk Israel dan Palestina, Omar Shakir, memberikan tanggapannya terkait gencatan senjata yang disepakati Israel-Hamas.
Israel-Hamas menyetujui gencatan senjata yang berlangsung selama empat hari, berkat dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Lewat perjanjian gencatan senjata ini, sebanyak 50 perempuan dan anak-anak yang ditawan di Gaza akan ditukar dengan 150 perempuan dan anak-anak Palestina di penjara di Israel.
Kesepakatan ini diumumkan pada Rabu (22/11/2023), dan akan efektif dalam 24 jam kedepan, menurut Qatar.
"Menyusul kekejaman massal yang terjadi beberapa minggu terakhir, kesepakatan hari ini disambut baik," kata Omar Shakir.
Baca juga: Israel Setuju Gencatan Senjata 4 Hari, Hamas Tukar 50 Sandera dengan Pembebasan 150 Warga Palestina
Ia menyerukan penyanderaan dan pemblokiran bantuan kemanusiaan adalah kejahatan yang tidak pernah bisa dibenarkan.
"Manusia bukanlah alat tawar-menawar. Gencatan senjata atau tidak, serangan melanggar hukum harus dihentikan untuk selamanya," kata dia, dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, juga menyambut baik perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas.
Biden berterima kasih kepada Qatar dan Mesir atas upaya mereka mencapai kesepakatan.
"Saya sangat bersyukur bahwa beberapa dari jiwa-jiwa pemberani ini (sandera), yang telah mengalami penawan dan cobaan, akan dipertemukan kembali dengan keluarga setelah kesepakatan gencatan senjata dilaksanakan sepenuhnya," tutur Biden.

Baca juga: Hamas Rilis Aturan Gencatan Senjata 4 Hari dengan Israel, 150 Warga Palestina Ditukar 50 Sandera
Pemimpin Senat AS, Chuck Schummer, juga menyampaikan tanggapannya atas kesepakatan perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Schummer mengaku senang dan lega 50 tawanan akan segera bebas dan kembali ke keluarga mereka.
Ia pun menyinggung soal jeda pertempuran yang memungkinkan mengalirkan bantuan kemanusiaan ke Gaza bagi jutaan warga Palestina.
"Ini merupakan perkembangan positif," kata Schummer.
"Senat akan terus berupaya memberikan bantuan kemanusiaan tambahan untuk warga Palestina yang tidak bersalah dan memastikan Israel mempunyai bantuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri guna memastikan Hamas tidak lagi menjadi ancaman seperti itu terhadap Israel," urainya.

3 warga AS akan dibebaskan
Seorang pejabat senior AS mengatakan, sandera yang dibebaskan akan mencakup tiga orang Amerika, termasuk seorang gadis berusia tiga tahun.
Baca juga: Israel Sepakat Gencatan Senjata dengan Hamas Selama 4 Hari: Puluhan Sandera Akan Dibebaskan
Menurutnya, pembebasan sandera pertama diperkirakan terjadi pada Kamis (23/11/2023) pagi, dan jumlah sandera yang dibebaskan bisa bertambah.
"Kesepakatan tersebut pada akhirnya disusun untuk memberikan insentif bagi pembebasan yang berusia di atas 50 tahun," kata pejabat senior tersebut, Rabu, dilansir The Guardian.
Ia menambahkan, perjanjian itu sekarang disusun untuk perempuan dan anak-anak pada tahap pertama, tetapi dengan harapan untuk pembebasan lebih lanjut.

Inilah poin perjanjian pembebasan sandera Israel-Hamas:
1. Israel akan menghentikan aksi militer di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk pergerakan kendaraan militer
2. Sekitar 300 truk bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis dan bahan bakar, akan diizinkan masuk ke Gaza
3. Drone di Gaza selatan akan berhenti selama empat hari dan akan berhenti di utara selama enam jam per hari, antara pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat
4. Selama masa gencatan senjata, Israel berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza
5. Kebebasan bergerak akan dijamin di sepanjang Jalan Salah al-Deen, namun warga Gaza dilarang kembali ke rumahnya di Gaza utara
6. 10 sandera Hamas akan dibebaskan per hari dan Israel kemungkinan bersedia memberikan satu hari jeda tambahan untuk 10 sandera lainnya.
Baca juga: VIDEO Nasib Pasien RS Indonesia di Gaza Hingga Perjanjian Gencatan Senjata
Jumlah korban tewas perang Israel-Hamas
Dilansir Al Jazeera, hingga hari ini, Rabu (22/11/2023), total 14.717 orang telah tewas di kedua belah pihak yang bertikai.
Sebanyak 13.517 warga Palestina kehilangan nyawa dan sedikitnya 1.200 orang tewas di Israel sejak perang meletus.
Berdasarkan data yang dibagikan kantor media pemerintah di Gaza pada Senin (20/11/2023), berikut rincian jumlah korban tewas dalam perang Israel-Hamas.
1. Gaza
Terbunuh: 13.300 orang
Setidaknya termasuk: 5.600 anak dan 3.550 wanita
Terluka: 30.000 orang
Sekitar 75 persen diantaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Hilang: 6.000 orang
2. Tepi Barat yang diduduki
Tewas: 217 orang
Termasuk 50 anak
Terluka: Lebih dari 2.750 orang
3. Israel
Terbunuh: 1.200 orang
Terluka: 5.600 orang
Baca juga: Ismail Haniyeh Sebut Hamas Hampir Capai Perjanjian Gencatan Senjata dengan Israel
Jurnalis terbunuh
Hingga Senin (20/11/2023), setidaknya 48 jurnalis telah terbunuh dalam perang Israel-Hamas.
Sebagian besar jurnalis merupakan warga Palestina.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), 43 jurnalis Palestina telah terbunuh, empat di antaranya merupakan jurnalis Israel dan satu warga Lebanon.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.