Jumat, 29 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Retas Data Israel, Hacker Siber Al-Aqsa: Banyak Tentara Jadi Warga Negara Ganda

Hacker Siber Al-Aqsa mengungkap informasi tentara Israel yang diumumkan melalui Telegram. Mereka meretas Kementerian Pertahanan Israel.

Editor: Sri Juliati
Telegram/Al-Aqsa Cyber Group
Cuplikan sebuah klip video yang diterbitkan oleh Al-Aqsa Cyber Group memperlihatkan informasi tentang peretasan Kementerian Pertahanan Israel. Kelompok tersebut mengatakan beberapa tentara Israel memiliki warga negara ganda, termasuk dari AS dan Eropa. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kelompok hacker (peretas) yang menamakan dirinya "Cyber Toufan Operations" atau Siber Al-Aqsa mengaku telah meretas situs penting Israel pada pekan lalu.

Siber Al-Aqsa mengatakan berhasil mencuri beberapa file dari perusahaan web hosting, Signature-IT, yang kliennya termasuk perusahaan Ace, Shefa Online, Car Depot, dan IKEA.

Sebuah video di saluran Telegram Siber Al-Aqsa mengatakan para hacker berhasil menembus Kementerian Pertahanan Israel.

Mereka mendapatkan jutaan data tentang tentara cadangan dan tentara aktif Israel, seperti diberitakan Al Jazeera.

Sebelumnya, media Israel, Ynet dan Yedioth Ahronoth, mengonfirmasi telah terjadi peretasan besar-besaran di server Signature IT.

Baca juga: Sempat Disita Israel, 111 Jenazah Tanpa Nama Dikubur Massal di Khan Yunis, Gaza

Berdasarkan informasi yang diperoleh Ynet, file yang dicuri tersebut mencakup puluhan ribu detail karyawan, pelanggan dan detail transaksi yang dilakukan perusahaan.

Sementara Yedioth Ahronoth mengatakan kelompok yang mendukung Hamas mampu mencuri file data berjumlah sekitar 16 GB.

Siber Al-Aqsa tampaknya merupakan ancaman yang lebih kuat bagi Israel.

Pada Rabu (22/11/2023), ketika muncul berita tentang gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel, Siber Al-Aqsa mengumumkan akan bergabung dalam gencatan senjata.

Namun mereka mencatat mereka sangat menantikan berakhirnya gencatan senjata ini, karena ada beberapa kebocoran yang terjadi, seperti diberitakan Bloomberg.

Retas Data Kementerian Pertahanan Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menghadiri konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menghadiri konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (ABIR SULTAN / POOL / AFP)

Baca juga: Ditunda 1 Hari, Penukaran Sandera Hamas dan Israel Dimulai Jumat

Kelompok Siber Al-Aqsa mengklaim berhasil meretas data Kementerian Pertahanan Israel.

Dalam video yang dibagikan di saluran Telegram-nya, seorang pria bertopeng mengulas beberapa data yang ia peroleh tentang Divisi Militer Gaza Utara Israel.

Pria itu mulai membaca nama-nama tentara Israel di Divisi Gaza Utara, lengkap dengan pangkat militer, nomor dinas dan tempat tinggal mereka.

"Daftar yang diperoleh mencakup lebih dari 11.000 nama prajurit wajib militer dan perwira dari Divisi Gaza Utara secara akurat dan rinci," kata pria itu, Rabu (22/11/2023), dikutip dari Al Arabiya.

Siber Al-Aqsa Bahas Data Tentara Israel

Cuplikan sebuah klip video yang diterbitkan oleh Al-Aqsa Cyber ????Group memperlihatkan informasi tentang peretasan Kementerian Pertahanan Israel.
Cuplikan sebuah klip video yang diterbitkan oleh Al-Aqsa Cyber Group memperlihatkan informasi tentang peretasan Kementerian Pertahanan Israel. (Telegram/Al-Aqsa Cyber Group)

Baca juga: Pasukan Israel Mundur Teratur ke Titik Aman di Gaza

Kelompok itu juga mengklaim berhasil mengungkap data perwira yang bertugas di Israel.

"Tidak hanya itu, kami telah mengungkap lebih dari 13 perwira Israel dan tentara asal Amerika yang direkrut ke Divisi Utara," tambahnya.

Informasi yang diperoleh pria itu menyebutkan ada tentara Israel berkewarganegaraan ganda dari Kanada, Belgia, AS, dan Ukraina.

"Ini adalah beberapa foto, nama, dan nomor rekrutmen mereka. Divisi Gaza utara tidak hanya mencakup Amerika tetapi juga sejumlah perwira dan tentara asal Eropa, mulai dari Prancis, Jerman, Kanada, Belanda, Belgia, Belanda, Italia, dan Ukraina," lanjutnya.

"Kami tahu Anda gemetar ketakutan dengan apa yang Anda lihat sekarang. Anda tidak menyangka suatu hari foto dan informasi Anda akan jatuh ke tangan kami dan kami memberitahu Anda kabar baik bahwa daftar ini dengan detail rinciannya, telah berada di tangan perlawanan Palestina dan sekarang berada dalam kepemilikan mereka," tambahnya.

Dalam video lain di saluran Telegram-nya, pria bertopeng dari Siber Al-Aqsa berbicara tentang informasi medis dan psikologis tentara Israel berdasarkan data yang mereka peroleh.

Hamas Palestina vs Israel

Gambar yang diambil dari posisi dekat Sderot di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza menunjukkan asap mengepul selama pemboman Israel di wilayah utara Palestina pada 21 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Gambar yang diambil dari posisi dekat Sderot di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza menunjukkan asap mengepul selama pemboman Israel di wilayah utara Palestina pada 21 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (FADEL SENNA / AFP)

Kemunculan kelompok siber ini menyusul kekerasan dan pemboman Israel yang meningkat di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Pemboman Israel ini menyusul serangan terbaru Hamas Palestina yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut, juga meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 14.532 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (23/11/2023), dikutip dari Anadolu Agency.

Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan