Konflik Palestina Vs Israel
Israel Konfirmasi Hamas Serahkan 13 Sandera ke Palang Merah, Ismail Haniyeh Tegaskan Hal Ini
selama pertukaran sandera tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, akan berada di pusat kendali
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Israel Konfirmasi Hamas Serahkan 13 Sandera ke Palang Merah, Ini Pernyataan Ismail Haniyeh
TRIBUNNEWS.COM - Israel mengkonfirmasi, pada Jumat (24/11/2023), kalau milisi pembebasan Palestina, Hamas sudah menyerahkan 13 sandera Israel di Gaza ke Palang Merah.
Anadolu Agency melaporkan, Ketiga belas sandera itu kini dibawa ke sisi perbatasan Mesir.
"Para sandera Israel berada di tangan Palang Merah," kata Perusahaan Penyiaran Publik Israel.
Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza, Al-Qassam Klaim Fakta Mencengangkan, Al-Quds: Tak Akan Ada Bendera Putih
Para sandera Israel akan dipindahkan dengan helikopter dari Mesir ke Israel.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, kalau selama pertukaran sandera tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, akan berada di pusat kendali Cabang Operasi Pasukan Pertahanan Israel di Kirya, Tel Aviv.
“Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan akan memantau secara ketat pertukaran sandera untuk membawa warga Israel yang telah dibebaskan dari tahanan Hamas kembali ke negaranya,” tambah pernyataan itu.

Ismail Haniyeh: Hamas Komitmen ke Jeda Kemanusiaan
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada Jumat, mengatakan kalau gerakan pembebasan Palestina tersebut berkomitmen untuk menerapkan perjanjian jeda kemanusiaan selama Israel mematuhinya.
Anadolu Agency melaporkan, Haniyeh menegaskan hal itu dalam rekaman pidato yang disiarkan di saluran satelit Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas.
"Gerakan ini menegaskan komitmennya untuk melaksanakan perjanjian jeda kemanusiaan selama musuh berkomitmen untuk melaksanakannya," kata dia.
"Hamas juga menyambut kelanjutan upaya baik untuk mengakhiri agresi Zionis terhadap rakyat kami, ditambah dengan pencabutan pengepungan Gaza secara menyeluruh, pertukaran tahanan, penghentian serangan terhadap Masjid Al-Aqsa, dan memungkinkan rakyat kami untuk “menggunakan seluruh kekuatan mereka” hak nasional yang sah untuk mendirikan Negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,“ kata dia.
Haniyeh menyebut, selama periode sebelumnya, baik Mesir dan Qatar melakukan upaya diplomasi yang rajin dan aktif hingga kesepakatan ini tercapai,
Dia menyampaikan rasa terima kasihnya yang tulus kepada kedua negara tersebut.
Haniyeh menekankan kesiapannya untuk terus bekerja sama dengan kedua negara guna mencapai penghentian komprehensif agresi terhadap Gaza.
"(Juga) memberikan bantuan mendesak kepada warga Palestina di Gaza, dan melindungi rakyat Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat,” kata dia.
Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan Hamas mulai berlaku pada Jumat pagi di seluruh wilayah Jalur Gaza, menghentikan sementara serangan untuk pertukaran tahanan dan bantuan.
Korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 14.854 orang, kata kantor media pemerintah di daerah kantong yang diblokir tersebut, Kamis.
Korbannya termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, sementara lebih dari 36.000 orang terluka, katanya. Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang.
(oln/Memo/AA/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Sayyed al-Houthi: Ketidakpedulian Arab Beri Ruang Israel Lakukan Kejahatan terhadap Warga Gaza |
---|
ICRC: 7 Tahanan Dibebaskan dari Penjara Israel, Dipindahkan ke Gaza |
---|
Ada Apa dengan UEA? Israel Perintahkan Para Diplomat dan Keluarganya Segera Mengungsi |
---|
Menteri Inggris: Rencana Inggris untuk Mengakui Negara Palestina Sesuai dengan Hukum Internasional |
---|
Sandera Israel Rom Braslavski Kelaparan, Desak Netanyahu Hentikan Perang |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.