Konflik Palestina Vs Israel
Habsora, Sistem Kecerdasan Buatan Israel untuk Memilih Target Palestina
Jumlah mengerikan warga sipil Palestina yang terbunuh dilaporkan menjelaskan peningkatan penggunaan kecerdasan buatan (AI) oleh Israel memilih target
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Habsora, Sistem Kecerdasan Buatan Israel untuk Memilih Target Palestina Selama Perang
TRIBUNNEWS.COM - Selama empat hari pasca-berakhirnya gencatan senjata di Gaza, warga Palestina yang terbunuh karena serangan bombardemen Israel dilaporkan sudah mencapai 300 jiwa.
Israel kembali melancarkan serangannya pada Jumat, setelah gencatan senjata selama tujuh hari.
Ratusan korban jiwa itu menambah lebih dari 15.000 warga Palestina yang terbunuh pada tahap pertama perang.
Baca juga: Spa, Pijat, hingga Bak Berendam, Tentara Israel Dapat Fasilitas Mantap di Gaza
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, 70 persen korban adalah perempuan dan anak-anak.
Daftar Pembunuhan oleh Artificial Intelligence
Jumlah mengerikan warga sipil Palestina yang terbunuh akibat serangan udara Israel sejak awal agresi terbaru di Gaza, ini dilaporkan menjelaskan peningkatan penggunaan kecerdasan buatan (AI) oleh Israel dalam memilih targetnya.
Investigasi yang dilakukan bersama oleh surat kabar Israel-Palestina, +972 Magazine dan publikasi Ibrani Local Call mengungkapkan bahwa, penggunaan artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan oleh militer Israel menghasilkan kehancuran lebih besar ketimbang serangan sebelumnya di Gaza.
“Perluasan otorisasi tentara Israel untuk mengebom sasaran non-militer... dan penggunaan sistem kecerdasan buatan untuk menghasilkan lebih banyak sasaran potensial dibandingkan sebelumnya, tampaknya telah berkontribusi pada sifat destruktif ketimbang pada tahap awal perang saat ini di Jalur Gaza,” tulis laporan investigasi tersebut.
Investigasi tersebut dilaporkan didasarkan pada “wawancara dengan tujuh anggota aktif dan mantan anggota komunitas intelijen Israel.
"… selain kesaksian, data, dan dokumentasi Palestina dari Jalur Gaza, dan pernyataan resmi dari Juru Bicara IDF dan lembaga negara Israel lainnya,” kata laporan tersebut merujuk pada sumber investigasinya.
Pemboman tanpa pandang bulu tersebut, menurut laporan tersebut, “terutama ditujukan untuk menghanurkan masyarakat sipil Palestina.”
"Menurut sebuah sumber, praktik ini bertujuan “untuk ‘menciptakan kejutan’ yang, antara lain, akan berdampak kuat dan ‘menyebabkan warga sipil memberikan tekanan pada Hamas’,” tulis laporan tersebut.
Beberapa sumber, yang berbicara kepada kedua media tersebut tanpa menyebut nama, mengonfirmasi kalau tentara Israel memiliki dokumen mengenai sejumlah besar target potensial di Gaza – termasuk rumah penduduk.
"Dokumen itu (menyebut) militer Israel menetapkan jumlah warga sipil yang kemungkinan besar akan terbunuh dalam serangan yang menyerang sasaran tertentu,”.
Tidak Ada Kecelakaan
Sumber lain menegaskan kalau “tidak ada yang terjadi secara kebetulan”.
Sumber tersebut dilaporkan mengatakan, “Ketika seorang anak perempuan berusia 3 tahun dibunuh di sebuah rumah di Gaza, itu terjadi karena seseorang di tentara memutuskan bahwa pembunuhan terhadap anak tersebut bukanlah sebuah masalah besar – dan itu adalah harga yang patut dibayar. untuk mencapai target (yang lain)."
“Kami bukan Hamas. Ini bukan roket sembarangan. Semuanya disengaja. Kami tahu persis berapa banyak kerusakan tambahan yang terjadi di setiap rumah,” demikian pengakuan sumber tentara IDF tersebut.
Sistem AI Habsora
Laporan investigasi tersebut menyatakan, besarnya jumlah korban sipil dalam perang Gaza pasca-gencatan senjata , sangat dipengaruhi oleh sejumlah besar target sipil pada sistem AI yang disebut ‘Habsora’.
“Sistem AI ini, seperti yang dijelaskan oleh mantan perwira intelijen, pada dasarnya memfasilitasi 'pabrik pembunuhan massal',” tulis laporan +972.
Salah satu sumber menjelaskan kalau ‘Habsora’ “memproses sejumlah besar data yang tidak dapat diproses oleh ‘puluhan ribu petugas intelijen’.
Sistem ini, menurut seorang mantan perwira intelijen Israel, “memungkinkan tentara (Israel) menjalankan ‘pabrik pembunuhan massal’, yang ‘penekanannya adalah pada kuantitas dan bukan pada kualitas.’
“Lima sumber berbeda mengkonfirmasi kalau jumlah warga sipil yang potensial terbunuh dalam serangan terhadap tempat tinggal pribadi telah diketahui sebelumnya oleh intelijen Israel, dan muncul dengan jelas dalam file target di bawah kategori ‘kerusakan tambahan’,” kata laporan itu.
Salah satu sumber menyatakan, “Ketika arahan umum (muncul) menjadi ‘Kerusakan Tambahan 5’, itu berarti kami berwenang untuk menyerang semua target yang akan membunuh lima warga sipil atau kurang – kami dapat bertindak terhadap semua file target yang berjumlah lima warga sipil atau kurang.”
(oln/*/PC)
Konflik Palestina Vs Israel
Pasukan Darat Israel Sudah Buka Jalan ke Kota Gaza, Serbuan Besar-besaran Segera Terjadi |
---|
Microsoft Minta Bantuan FBI Hentikan Demo Karyawan yang Minta Putus Hubungan dengan Israel |
---|
Australia Usir Dubes Iran usai Serangan Anti-Yahudi Tahun Lalu, Teheran Janjikan Pembalasan |
---|
Hamas Bantah Klaim Israel, 21 Korban Tewas di Rumah Sakit Nasser Bukan Anggota Pejuang |
---|
Trump akan Pimpin Pertemuan Besar di Gedung Putih Bahas Rencana Kelola Gaza Pascaperang |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.