Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Lagi, Israel Paksa Warga Palestina Hancurkan Sendiri Rumah Mereka

Warga Palestina di Kota Sura Baher dipaksa oleh Israel untuk menghancurkan sendiri rumahnya.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
AHMAD GHARABLI / AFP
Seorang warga Palestina mengecek puing-puing rumah yang dihancurkan oleh pemerintah Israel di Yerusalem Timur, (10/5/2023). 

TRIBUNNEWS.COM – Seorang warga Palestina di Kota Sura Baher, tenggara Yerusalem, dipaksa oleh Israel untuk menghancurkan sendiri rumahnya.

Warga itu bernama Ayman Awad dan telah menerima permintaan penghancuran itu dari pemerintah kota madya di Yerusalem Barat. Rumah itu disebut dibangun dengan tidak sah.

Media setempat berujar Awad diharuskan menghancurkan rumahnya.

Jika tidak, pemerintah kota akan menghancurkannya dan mewajibkan Awad membayar biaya mahal.

Sebelumnya, Israel juga telah memaksa warga Palestina lainnya untuk menghancurkan sendiri rumah mereka.

Dikutip dari WAFA, kebijakan itu disebut bertujuan untuk membatasi meluasnya permukiman warga Palestina di Yerusalem yang kini diduduki Israel.

Warga Palestina di Yerusalem Timur yang mendapat perintah penghancuran itu terpaksa melakukannya demi menghindari biaya besar yang dikenakan oleh Israel.

Mereka juga mengaku terpaksa mendirikan bangunan tanpa izin karena pemerintah kota madya melakukan diskrimasi terhadap mereka.

Pemerintah Israel disebut menolak mengeluarkan izin dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal.

Baca juga: Media Israel Sebut IDF Buat Kabar Hoaks soal Puluhan Bayi Dipenggal Hamas

Perintahkan penghancuran saat Ramadan

Pada bulan Maret tahun ini yang bertepatan dengan Ramadan, Israel juga meminta penghancuran “bangunan ilegal” di Yerusalem Timur.

Dikutip dari Anadolu Agency, pada tahun-tahun sebelumnya Israel tidak melakukan penghancuran rumah demi menghindari ketegangan dengan warga Palestina.

Warga Palestina menganggap kebijakan penghancuran itu sebagai upaya untuk mengusir mereka dari Yerusalem Timur.

Sementara itu, Israel mengaku menghancurkan rumah-rumah itu karena tidak berizin atau ilegal.

Adapun Israel menduduki Yerusalem Timur saat perang Arab-Israel tahun 1967. Israel mencaplok sepenuhnya wilayah itu tahun 1980.

Aksi Israel itu tidak diakui atau dibenarkan oleh masyarakat internasional.

Menurut hukum internasional, Tepi Barat dan Yerusalem timur berstatus sebagai wilayah yang diduduki. Semua bangunan orang Yahudi di sana juga dianggap ilegal.

Baca juga: Rumah Imam Besar Masjid Al Aqsa Sheikh Sabri Mau Dibongkar Israel: Dianggap Bangunan Ilegal

Sementara itu, dikutip dari FT, jumlah rumah warga Palestina di Yerusalem Timur yang dihancurkan melonjak sejak Benjamin Netanyahu berkuasa sebagai Perdana Menteri Israel pada Desember 2022.

Aksi penghancuran itu juga disuarakan oleh Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir yang dikenal sebagai politikus sayap kanan.

Diperkirakan ada lebih dari 20.000 rumah warga Palestina yang dibangun tanpa izin dari pemerintah Israel.

“Mereka tidak ingin kami berada di sini,” kata Rateb Matar, salah satu warga yang rumahnya dihancurkan tahun ini.

Matar mengatakan Israel mempersulit izin pendirian bangunan.

Dia menyebut sudah mengajukan izin pembangunan tahun 2005 silam. Namun, izin tak kunjung keluar sehingga nekat membangun rumah.

Baca juga: Israel akan Buru Hamas di Luar Negeri, Shin Bet Siap Ulangi Operasi Munich

Matar selanjutnya menerima perintah penghancuran. Pada bulan Januari 2023 otoritas Israel datang untuk menghancurkan rumahnya.

Dia juga diwajibkan membayar sejumlah biaya. Aktivis menyebut biaya seperti itu bisa mencapai $20.000 atau sekitar Rp309 juta.

Info terbaru perang di Gaza: Korban jiwa tembus 15.500 orang

Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Gaza telah menembus angka 15.500.

“Jumlah korban agresi Israel telah mencapai 15.523 orang. Setidaknya ada 41.316 orang yang terluka,” kata juru bicara Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) Palestina, Ashraf al-Qudra, dalam unggahan di akun Facebook kementerian itu.

Menurut catatan Kemenkes Palestina, sudah ada 291 tenaga kesehatan yang tewas.

Adapun jumlah ambulans yang hancur mencapai 59 unit. Selain itu, ada 56 fasilitas kesehatan yang rusak sejak perang meletus.

Baca juga: 60 Tentara Israel Disergap Hamas, Beberapa Tewas hingga Terluka, Melarikan Diri Ditembak

Al-Qudra juga menyebut proses evakuasi korban luka untuk dirawat ke luar negeri berjalan sangat lamban.

“Kami kehilangan puluhan orang setiap hari karena kurangnya perawatan yang diperlukan di Jalur Gaza dan karena mereka tidak dievakuasi,” ujarnya.

Dia menyampaikan ada 403 pasien yang telah dievakuasi dari Gaza lewat perbatasan di Rafah. Beberapa dari mereka meninggal tatkala menunggu proses evakuasi.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan