Sabtu, 22 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pusing dan Gelisah, Israel Yakin Ancaman Hizbullah dan Hamas Akan Terus Ada hingga Bertahun-tahun

Israel gelisah karena ancaman dari Hamas dan Hizbullah diperkirakan akan terus ada hingga bertahun-tahun ke depan.

AFP
Gambar yang diambil dari Kota Rafah menunjukkan asap mengepul di atas Kota Khan Yunis di Jalur Gaza pada 30 Desember 2023 di tengah perang Hamas-Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel memperkirakan ancaman dari Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon akan terus ada hingga bertahun-tahun ke depan.

Sebelumnya, Israel mengaku memiliki target besar dalam perang Hamas-Israel saat ini, yakni melenyapkan militer Hamas.

Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga diperintahkan bersiap untuk menghadapi ancaman roket dari perbatasan Jalur Gaza dan perbatasan Lebanon yang diyakini akan terus terjadi.

Pemerintah Israel sepakat bahwa upaya melenyapkan ancaman dari Hamas akan memerlukan waktu bertahun-tahun.

Dilansir dari Yedioth Ahronoth, IDF harus membangun pertahanan baru di kawasan Negev Barat dan Galilea Atas serta Barat.

Pemerintah Israel berusaha meyakinkan warga di kota-kota sepanjang perbatasan Gaza dan Lebanon untuk kembali ke rumah mereka kelak.

Pejabat militer dan pemerintah telah membahas hal itu bersama dengan para wali kota.

Baca juga: Dituduh Afrika Selatan Lakukan Genosida di Gaza hingga Dilaporkan ke ICJ, Israel Salahkan Hamas

Sementara itu, para insinyur Israel mulai membangun konstruksi di wilayah selatan guna menambah perlindungan dari tembakan antitank yang mungkin menargetkan jalan-jalan di sepanjang perbatasan Gaza.

Di samping itu, nantinya akan ada penambahan banyak pasukan di wilayah selatan.

Ribuan tentara akan dikerahkan untuk melindungi warga Israel yang kembali ke wilayah itu setelah perang berakhir.

Adapun setelah perang Israel-Hamas meletus tanggal 7 Oktober lalu, ada ratusan ribu warga Israel yang mengevakuasi diri dari wilayah selatan dan utara.

Mengenai perbatasan dengan Lebanon, Israel ingin mengizinkan upaya diplomatik yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis untuk mendapatkan suatu kesepakatan.

Kesepakatan itu akan menyingkirkan pasukan Hizbullah dari perbatasan Lebanon-Israel dan mencegah serangan militer Israel terhadap Hizbullah.

Apabila upaya diplomatik itu gagal, ribuan pasukan elite Radwan milik Hizbullah akan tetap berada di sekitar 10 km dari perbatasan Israel-Lebanon.

Kemudian, Israel bisa memulai serangan udara terhadap Hizbullah dan dilanjutkan dengan serangan darat ke Lebanon Selatan.

Baca juga: Sudah Muak dengan Pemerintahnya, Banyak Remaja Israel Tolak Gabung IDF untuk Lawan Hamas

Menurut IDF, aksi militer seperti itu juga akan terjadi militer Israel terlibat dalam pertempuran besar di Gaza.

Adapun usulan tentang pembangunan tembok di Israel bagian selatan dan utara diperkirakan bakal menghabiskan biaya sangat besar hingga miliaran shekel (mata uang Israel).

Jika jadi dibangun, tembok itu membentang sepanjang 130 km di perbatasan Israel-Lebanon.

Tembok itu bahkan akan tiga kali lipat lebih panjang daripada tembok yang diizinkan dibangun sebelum perang.

Adapun anggaran untuk rencana itu akan meliputi biaya personel untuk melindungi area permukiman di perbatasan dalam beberapa tahun mendatang.

Di samping itu, nantinya akan ada batalion cadangan yang dipanggil untuk bertugas selama beberapa pekan dan batas atas usia wajib militer bakal dinaikkan hingga 45 tahun.

Baca juga: Saat Malam Tahun Baru, Hamas Hujani Israel dengan Puluhan Roket, Dapat Tepuk Tangan dari Warga Gaza

Perang akan berlanjut hingga beberapa bulan

Sebelumnya, Israel juga memperkirakan perang masih akan berlangsung lama

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga memprediksi perang di Gaza masih akan berlangsung hingga berbulan-bulan ke depan.

Israel masih bertekad untuk melenyapkan Hamas yang melancarkan serangan tiba-tiba tanggal 7 Oktober lalu.

Gallant menyebut Hamas membangun infrastruktur militer di Gaza selama lebih dari satu dekade.

“Dan tidak mudah menghancurkannya. Butuh waktu,” kata Gallant beberapa waktu lalu dikutip dari Associated Press.

“Perang akan berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, tetapi kita akan menang, dan kita akan menghancurkannya,” katanya menambahkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya kini makin bertekad untuk terus berperang hingga Hamas tersingkir.

Baca juga: Warga Tel Aviv Nyamar Jadi Tentara Israel, Curi Uang dan Senjata di Jalur Gaza

(Tribunnews/Febri)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved