Jumat, 22 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ngebom Tanpa Izin AS, Israel Cuci Tangan: Kami Tak Targetkan Hizbullah, Hamas: Pengecut!

Israel sepertinya sangat paham atas risiko pengeboman yang mereka lakukan di negara orang, perang akan meluas dan Lebanon akan membalas

X @eyeonpalestine
Pemandangan di Kota Beirut, Lebanon, setelah drone Israel membunuh wakil kepala biro politik Hamas, Saleh Al-Arouri, dan 6 anggota Hamas lainnya pada Selasa (2/1/2024) malam. 

Ngebom Tanpa Izin AS, Israel: Kami Tak Bertanggung Jawab Serangan di Lebanon, Hamas: Pengecut!

TRIBUNNEWS.COM - Saleh al-Arouri, pemimpin senior Hamas dan salah satu pendiri sayap militer, Brigade Ezzedine al-Qassam, dilaporkan terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak Tentara Israel (IDF) di pinggiran Dahiyeh di Beirut pada Selasa (2/1/2023) malam.

Serangan Israel tersebut dilaporkan menargetkan sebuah gedung yang menjadi kantor Hamas di Lebanon.

Serangan tiga rudal, menewaskan disebutkan menewaskan Arouri dan enam pemimpin serta kader lain gerakan Hamas.

Baca juga: Puluhan Tentara IDF Dihujani Peluru Saat Istirahat, Brigade Al-Qassam Rebut Kendali Drone Israel

Mereka adalah Samir Fandi, Azzam al-Aqra, Mahmoud Zaki Shaheen, Mohammad Bashasha, Mohammad al-Rayes, dan Ahmed Hammoud.

Hamas merespons serangan Israel itu dengan mengatakan kalau kematian Saleh al-Arouri tidak akan mematahkan perlawanan militan yang bertempur di Gaza.

Hamas juga menyebut pengeboman Israel di negara lain, merupakan aksi pengecut.

“Pembunuhan pengecut yang dilakukan oleh pendudukan Zionis terhadap para pemimpin dan simbol rakyat Palestina di dalam dan di luar Palestina tidak akan berhasil mematahkan kemauan dan ketabahan rakyat kami atau melemahkan kelanjutan perlawanan mereka yang gagah berani,” kata pejabat senior Hamas, Izzat al-Rishq mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dia mengklaim bahwa serangan itu “sekali lagi membuktikan kegagalan Israel dalam mencapai tujuan agresi militernya di Jalur Gaza.

Pemandangan di Kota Beirut, Lebanon, setelah drone Israel membunuh wakil kepala biro politik Hamas, Saleh Al-Arouri, dan 6 anggota Hamas lainnya pada Selasa (2/1/2024) malam.
Pemandangan di Kota Beirut, Lebanon, setelah drone Israel membunuh wakil kepala biro politik Hamas, Saleh Al-Arouri, dan 6 anggota Hamas lainnya pada Selasa (2/1/2024) malam. (X @eyeonpalestine)

Israel Cuci Tangan

Israel sepertinya sangat paham atas risiko pengeboman yang mereka lakukan di negara orang, perang akan meluas dan Lebanon akan mendeklarasikan perang terbuka lintas perbatasan.

Hal ini sudah diwanti-wanti Amerika Serikat (AS), sekutu abadinya, agar gejolak dan eskalasi militer di Timur Tengah tidak kian panas.

Meluasnya perang, secara langsung akan berdampak dan bikin pusing AS untuk mengatasi konflik di kawasan yang penting bagi pundi-pundi negara tersebut.

Ingin lepas dari tanggung jawab atas pengeboman di Beirut tersebut, Penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev, menyatakan pihaknya tidak bertanggung jawab atas serangan tersebut.

“Kami tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan di Beirut, dan serangan tersebut tidak menargetkan pemerintah Lebanon atau Hizbullah,” katanya kepada MSNBC.

Namun satu jam sebelumnya, duta besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyatakan selamat atas keberhasilan bombardemen IDF tersebut.

“Saya mengucapkan selamat kepada tentara Israel (IDF), Shin Bet, Mossad dan pasukan keamanan atas pembunuhan pemimpin Teroris Hamas Saleh Al-Arouri,” katanya di media sosial.

Tak Izin AS Mau Serang Wilayah Lebanon

Axios melansir, dua pejabat AS mengatakan kalau Israel memang berada di balik serangan pada Selasa malam tersebut.

Namun, mereka mengklaim bahwa Israel tidak memberi tahu Gedung Putih sebelum serangan tersebut.

Seorang pejabat senior Israel membenarkan kalau Israel tidak memberi tahu AS sebelumnya .

Meski begitu, dia mengatakan IDF memberi tahu Gedung Putih "saat operasi sedang berlangsung."

Pimpinan Hamas, Saleh al-Arouri tewas usai Israel melakukan penyerangan dengan menggunakan pesawat tanpa awak di ibu kota Lebanon, Beirut pada Rabu (3/1/2024).
Pimpinan Hamas, Saleh al-Arouri tewas usai Israel melakukan penyerangan dengan menggunakan pesawat tanpa awak di ibu kota Lebanon, Beirut pada Rabu (3/1/2024). (Amr Abdallah Darsh/Reuters)

Sosok Saleh al-Arouri

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah secara terbuka memperingatkan Israel beberapa minggu lalu agar tidak mencoba membunuh para pemimpin Hamas di Beirut.

Ia mengancam akan memberikan tanggapan keras jika hal itu terjadi.

Adapun Saleh al-Arouri merupakan komandan militer Brigade Al Qassam di Tepi Barat yang diduduki.

Araouri disebut berupaya memperkuat kehadiran gerakan pembebasan Palestina tersebut di sana dengan mendanai dan merencanakan operasi melawan pasukan Israel.

Dia juga baru-baru ini digambarkan sebagai “salah satu arsitek” operasi Banjir Al-Aqsa, di mana Hamas dan faksi perlawanan Palestina lainnya menyerang pangkalan militer dan permukiman Israel di wilayah Gaza pada 7 Oktober.

Pada tahun 1992, dia ditawan dan dipenjarakan oleh tentara Israel selama 18 tahun.

Pada tahun 2015, ia ditetapkan sebagai teroris oleh Departemen Luar Negeri AS.

Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai wakil pemimpin Biro Politik Hamas.

Kemudian, pada tahun 2018, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan hadiah sebesar $5 juta untuk setiap informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Arouri memainkan peran penting dalam melaksanakan “Operation Faithful To The Free” (Operasi Yakin untuk Merdeka) yang berujung pada pertukaran tentara Israel Gilad Shalit dengan 1.027 tahanan Palestina, termasuk Yahya Sinwar, pemimpin politik utama Hamas di Gaza.

Saat bermarkas di Beirut, Arouri berkoordinasi erat dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan para pejabat Iran sebagai bagian dari Poros Perlawanan.

Pada bulan Agustus, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan membunuh Arouri.

Sebagai tanggapan, Arouri menjawab, “Abu Ammar [Yaser Arafat] syahid bersama Syekh Ahmed Yassin dan semua pemimpin Hamas. Abu Ali Mustafa [pemimpin PFLP] dan ribuan syuhada. Darah dan jiwa kita tidak lebih berharga atau lebih berharga dibandingkan martir mana pun. Pertama dan terakhir, syahid yang mendahului kita lebih tinggi dari kita.”

(oln/*/TC)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan