Minggu, 24 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Bombardir Yaman dari Darat, Laut, Udara, AS Cs Berdalih Mentok Bujuk Houthi: Israel Kok Bebas?

Logika AS, alih-alih menghentikan agresi Israel dengan berbagai cara Washington justru menyerang teritorial Yaman dan memperluas gejolak

Tangkapan layar Twitter
Rudal AS menyerang sasaran di Yaman terkait dengan Milisi Houthi. Serangan yang dipimpin Amerika Serikat ini terjadi sebagai respons terhadap lebih dari dua lusin serangan drone dan rudal Houthi terhadap kapal komersial menuju Israel di Laut Merah sejak perang Israel-Hamas dimulai. 

Sejumlah pihak yang menentang aksi AS Cs ini menilai, gempuran militer besar-besaran ke Yaman kembali menunjukkan bukti hipokrasi Amerika dan sekutunya.

AS selalu menekankan kalau mereka berupaya meredam gejolak di kawasan Timur Tengah yang muncul karena Perang Gaza antara milisi perlawanan Palestina, Hamas  melawan Tentara Israel (IDF).

Perlawanan Houthi, muncul sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza atas aksi bombardemen IDF ke wilayah kantung tersebut.

Bombardemen Israel ini sendiri memicu reaksi internasional, bahkan muncul gugatan ke mahakamah Internasional (ICJ) atas dugaan genosida yang dilakukan negara pendudukan itu.

Baca juga: Israel Dikepung Perlawanan, Giliran Milisi Irak yang Luncurkan Rudal Jarak Jauh Al-Arqab ke Haifa

Houthi menegaskan, hanya menyasar kapal-kapal berentitas Israel dan akan berhenti jika Israel menghentikan agresinya.

Logika AS, alih-alih menghentikan agresi Israel dengan berbagai cara, termasuk hal yang mustahil -menyerang Tel Aviv- Washington justru menyerang teritorial Yaman dan memperluas gejolak di kawasan Timur Tengah.

Penyerangan ini, kalau boleh dibilang lucu, disebutkan sebagai aksi defensif, logika yang bagi banyak pengamat geopolitik dipandang sebagai dalih AS untuk mempertahankan hegemoninya di kawasan. 

Jika AS berdalih upaya persuasifnya mentok untuk menghentikan Houthi hingga harus mengebom Yaman, kenapa upaya serupa tersebut tidak dilakukan  ke Israel?

Sebagai reaksi balik atas bombardemen Israel, akan selalu muncul perlawanan-perlawanan yang bersifat kohesif dan menyatu dalam kesamaan nasib hingga gejolak akan terus muncul.

HIzbullah di Lebanon, Kataib Hizbullah di Irak, Houthi Yaman, dan milisi perlawanan di Suriah punya kesamaan pandangan terhadap pendudukan AS di wilayah mereka.

Terlepas dari adanya dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok lintas teritorial tersebut, AS sepenuhnya paham kalau Israel memang harus dihentikan agar eskalasi mereda.

AS dan Israel memang sekutu dekat dan abadi, tapi dengan retorika menciptakan stabilitas di kawasan, upaya lebih keras dari sekadar upaya diplomatik juga harus dilakukan ke Israel agar berhenti menghancurkan Gaza.

Baca juga: Komite Perlawanan Palestina: Hizbullah-Houthi-Kataib Hizbullah Bersatu, Awal Habisnya Israel

(oln/BI/almydn/aja/pc/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan