Senin, 18 Agustus 2025

Mengapa generasi muda China enggan merayakan Imlek?

Hampir 380 juta warga China yang tinggal jauh dari kampung halaman hanya pulang ke rumah satu kali setiap tahunnya – dan Tahun Baru…

BBC Indonesia
Mengapa generasi muda China enggan merayakan Imlek? 

“Kalau saya punya pilihan, saya pasti tidak akan pulang ke rumah,” kata Yuwen, pria berusia 33 tahun yang telah menganggur selama lebih dari enam bulan, beberapa hari menjelang Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Sabtu (10/02).

Hampir 380 juta warga China yang tinggal jauh dari kampung halaman hanya pulang ke rumah satu kali setiap tahunnya – dan Tahun Baru China, festival paling penting untuk reuni keluarga, adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut.

Itu sebabnya perjalanan berbondong-bondong pulang ke kampung halaman – yang dikenal sebagai chunyun oleh warga China – merupakan migrasi massal terbesar di dunia setiap tahunnya.

Pihak berwenang memperkirakan akan ada sembilan miliar perjalanan pada perjalanan mudik untuk merayakan tahun naga kali ini.

Kendati begitu, Yuwen mengaku cemas dengan perjalanan mudiknya karena khawatir akan ditanyai kerabatnya tentang segala aspek hidupnya – termasuk situasi pekerjaan, seperti gaji dan tunjangan.

Orang tuanya paham betul dengan kondisinya saat ini yang tak memiliki pekerjaan dan tidak memberikan tekanan terlalu banyak terhadapnya, namun keluarga besarnya tak tahu aoa-apa.

Orang tuanya setuju Yuwen akan berbohong bahwa dia masih memiliki pekerjaan lamanya.

Yuwen hanya akan bertemu kerabatnya di rumah selama tiga hari – biasanya dia akan menghabiskan waktu lebih dari sepekan bersama mereka.

“Ini akan segera berakhir,” katanya.

Di platform media sosial populer seperti Xiaohongshu dan Weibo, ratusan anak muda menulis bahwa mereka tidak akan pulang untuk merayakan Imlek. Seperti Yuwen, beberapa dari mereka baru-baru ini menjadi pengangguran.

Lebih dari satu dari lima orang berusia antara 16 dan 24 tahun di perkotaan adalah pengangguran, menurut data resmi bulan Juni 2023.

Pemerintah China menunda rilis data pengangguran kaum muda hingga bulan lalu. Angka pengangguran sekarang mencapai 14,9% – tetapi data tersebut tidak termasuk siswa.

Setelah mengalami pertumbuhan yang sangat besar selama beberapa dekade, perekonomian China melambat dan pemulihan pasca-Covid yang ditunggu-tunggu belum terwujud. Pasar properti di negara ini anjlok dan utang pemerintah daerah meningkat.

Namun krisis kepercayaan mungkin merupakan masalah yang paling pelik – para investor khawatir bahwa kepemimpinan China akan memprioritaskan kendali partai atas pembangunan ekonomi.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan