Bagaimana Bob Marley Menjadi Ikon Hak Asasi Manusia
Bob Marley ikut membesarkan aliran musik Reggae dengan kumpulan album yang melegenda dan lirik berisi cinta dan perdamaian. Kisahnya…
Ketika dia berdiri di atas panggung arena olahraga, Sporthalle, di Köln, Jerman, di musim panas 1980, Bob Marley sudah dalam kondisi sakit-sakitan.
Tapi pesona dan aksinya di atas panggung tetap mampu menyihir sekitar 8.000 penonton.
Setahun setelah konser ikonik di Jerman itu, pria bernama asli Robert Nesta Marley itu meninggal dunia, tepatnya pada 11 Mei 1981.
Hidupnya berlangsung singkat, hanya 36 tahun. Tapi pesan-pesan politik dan spiritualnya tetap hidup melalui serangkaian lagu yang akan terus melegenda.
Lewat sentuhan Bob Marley pula, Reggae menjadi sedemikian populer di panggung musik dunia, sampai-sampai mendapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Rastafari aliran keyakinan termuda
Lirik karangan Bob Marley banyak mengandung retorika religi, yang membalut isu sosial seperti diskriminasi minoritas, perbudakan atau ketidakadilan.
Keyakinannya sebagai penganut Rastafari membias dari hampir setiap lagunya.
Rastafari adalah agama termuda di dunia yang muncul di Jamaika pada hari pelantikan Haile Selassie sebagai Kaisar Etiopia, yakni pada tangga 2 November 1930. Nama Rastafari diambil dari nama asli Kaisar Selassie.
Dia diyakini sebagai perwujudan Imam Mahdi.
Penganut Rastafari meyakini akan datangnya hari kepulangan bagi keturunan budak Afrika ke negeri yang dijanjikan, Etiopia.
Kebanyakan warga kulit hitam Jamaika adalah keturunan budak Afrika. Rastafari menjadi jalan menyambung kembali pertalian kultural yang putus akibat kolonialisme.
Penganut Rastafari meyakini kehidupan yang alami, dalam prinsip cinta dan perdamaian, kesatuan dan keadilan.
Dikenal di penjuru dunia
Rastafari menolak setiap bentuk penindasan politik, kultural atau religius. Keyakinan ini kini dianut oleh hingga satu juta orang di seluruh dunia, terlepas dari ras dan warna kulit.
Kaum rasta biasanya merayakan keyakinannya dengan mengenakan tampilan dreadlocks pada rambutnya. Gaya rambut ini pertama kali dipopulerkan kaum ksatria Suku Mau-Mau, yang memerangi tentara kolonial Inggris di Kenya pada dekade 1950an.
Musik rastafari sendiri lahir pada dekade 1960an di Jamaika, di masa ketika kerusuhan sosial dan kelompok kriminal menguasai jalan-jalan kota. Sekelompok Disc-Jockey lalu mencoba merebut kembali jalanan dengan melakukan parade musik, dengan lagu santai bertemakan perdamaian yang digubah dengan inspirasi aliran musik lain, seperti Ska, Soul atau Jazz.
Pahlawan kemerdekaan Afrika
																	
					Sumber: Deutsche Welle					
							
					Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
		Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
							
							
							
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.