Konflik Palestina Vs Israel
IDF Tarik Brigade 646 Terakhir dari Gaza, Ingin Selamatkan Ekonomi Israel yang Merosot
Militer Israel mengatakan alasan penarikan Brigade 646 terakhir dari Jalur Gaza adalah untuk membantu menyelamatkan ekonomi Israel yang merosot.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.com - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menarik brigade cadangan terakhirnya, Brigade 646, dari Jalur Gaza.
Penarikan Brigade 646 oleh militer Israel ini terjadi pada pekan lalu.
Dikutip dari Times of Israel, IDF telah menarik sebagian besar pasukan cadangannya dari Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir.
Para pejabat militer mengatakan IDF sengaja menarik Brigade 646 untuk membantu memulihkan perekonomian Israel dan memberi waktu anggota brigade cadangan itu untuk beristirahat.
Jeda itu, lanjut pejabat militer, berlaku sebelum kemungkinan besar anggota brigade cadangan akan dipanggil lagi.
Pasalnya, serangan Israel di Gaza diperkirakan akan masih terus berlanjut.
Serta, kekhawatiran akan terjadinya eskalasi di wilayah utara di tengah serangan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Penarikan Brigade 646 ini sebelumnya telah diumumkan oleh Radio Tentara Israel pada Kamis (15/2/2024).
"Pengurangan pasukan cadangan di Jalur Gaza telah dimulai, karena Brigade Pasukan Terjun Payung ke-646 baru-baru ini meninggalkan Khan Younis."
"Para prajurit cadangan akan dipulangkan ke rumah mereka setelah bertugas di militer sejak 7 Oktober 2023," bunyi pernyataan Radio Tentara Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
"IDF berupaya untuk mempertahankan pasukan reguler di Jalur Gaza," imbuh Radio Tentara Israel.
Baca juga: Al-Qassam Kerja Sama dengan Mujahidin, Sukses Targetkan Pesawat Pengintai Israel Pakai Rudal SAM-7
Sebagai informasi, jumlah tentara Israel yang meninggal sebanyak 574 orang, sejak 7 Oktober 2023.
Ekonomi Israel Merosot hingga 19,4 Persen
Sementara itu, Israel dilaporkan mengalami kerugian ekonomi hingga 19,4 persen buntut serangan ke Gaza tanpa henti.
Menurut data yang dirilis pada Senin (19/2/2024), Israel merugi akibat perang melawan Hamas di Palestina.
Genosida yang terjadi di Gaza telah menghentikan pertumbuhan ekonomi karena penarikan dana cadangan secara besar-besaran.
Hal ini juga dipengaruhi oleh puluhan ribu warga Israel yang memilih mengungsi karena serangan terus-menerus dari Hamas dan Hizbullah.
Dilansir Reuters, ekonomi Israel merosot hingga 19,4 persen dengan nilai mencapai 500 miliar dolar AS, pada kuartal keempat dibandingkan tiga bulan sebelumnya, menurut Biro Pusat Statistik Israel dalam perkiraan awal produk domestik bruto (PDB).
Sementara itu, Pusat Studi Kebijakan Sosial Taub, lembaga think-tank Israel, memperkirakan perekonomian rezim Benjamin Netanyahu akan menyusut dua persen pada kuartal ini.
Baca juga: Intelijen Militer Israel Akui Sulit Lawan Hamas: Kami Tidak akan Bisa Menumpas Mereka
Hal ini disebabkan ratusan ribu pekerja yang terpaksa mengungsi atau warganya yang dipanggil sebagai pasukan cadangan untuk melawan Hamas.
Laporan yang diterbitkan oleh The New York Times pada bulan Desember 2023, menyatakan sekitar 20 pekerja Israel tak lagi bekerja pada Oktober 2023.
Angka itu naik dari tiga persen sebelum eskalasi di Gaza dimulai.
Lonjakan pengangguran mencerminkan fakta bahwa sekitar 900.000 orang kini terdaftar di Angkatan Darat, menganggur di rumah, melarikan diri dari pemukiman di mana serangan terkonsentrasi, seperti di perbatasan Lebanon dan Gaza, atau tidak dapat bekerja karena serangan menghancurkan industri pekerjaan mereka, menurut laporan itu.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.