Konflik Palestina Vs Israel
Pejabat Houthi Janji Kejutkan AS dan Israel, Pura-pura Tepis Hubungan Baik dengan Iran?
Seorang pejabat berpengaruh Houthi, Abdul Sattar Al-Nehmi mengancam, operasi Houthi akan terus berlanju hingga operasi militer Israel dan AS berhenti
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat berpengaruh Houthi, Abdul Sattar Al-Nehmi mengancam, operasi Houthi akan terus berlanjut hingga kelompok militan tersebut bisa mengusir sekutu Amerika Serikat (AS) dan Inggris, termasuk operasi militer Israel berhenti.
Houthi menuntut, militer Israel meninggalkan Jalur Gaza dan meningkatkan bantuan keamanan untuk warga yang membutuhkan.
Seiring dengan hal itu, Houthi mengklaim, telah melakukan 96 serangan rudal dan drone selama lima bulan terakhir, menargetkan 61 kapal di Laut Merah dan Teluk Persia.
Houthi juga menegaskan, telah memperkenalkan peperangan kapal selam ke dalam operasi mereka, yang mencerminkan perkembangan kemampuan militer membuat dunia internasional khawatir.
Pada pertengahan Februari, Houthi menyerang kapal kargo Rubymar di selat Bab-el-Mandeb, menenggelamkan kapal dan menyebabkan kapal melepaskan 41.000 ton pupuk berbahaya yang telah diangkutnya.
Komando Pusat Amerika Serikat menyebut peristiwa tersebut sebagai “bencana lingkungan”.
Secara terpisah, serangan rudal Houthi terhadap kapal kargo True Confidence pekan lalu menewaskan tiga pelaut, kematian warga sipil pertama sejak Houthi memulai serangan, melukai yang lain, dan kemudian menenggelamkan kapal kargo tersebut.
Serangan-serangan yang terus berlanjut ini membentuk kembali dinamika keamanan maritim di kawasan.
Al-Nehmi mengatakan, Houthi memiliki “lebih banyak kejutan” yang akan membuat AS, Israel, dan negara-negara Barat lainnya memenuhi tuntutan Houthi.
Dia mengatakan, serangan terhadap True Confidence dan Rubymar adalah akibat dari desakan para pelaut untuk menentang Houthi dan menuju pelabuhan Israel.
Sementara, tak satu pun dari kapal tersebut sedang dalam perjalanan ke Israel.
Baca juga: Israel akan Ratakan Rafah dalam Sebulan: Netanyahu Ngaku Dapat Dukungan Negara Arab, Cueki BIden
“Kami memiliki keyakinan kuat pada kepemimpinan kami dan keputusan-keputusannya, yang memotivasi kami untuk melanjutkan operasi ini untuk mendukung saudara-saudara kami di Gaza,” kata Al-Nehmi, dikutip dari YNet News.
Banyak pengamat mengatakan, Houthi mengeksploitasi sentimen pro-Palestina di kalangan warga Yaman untuk melanjutkan serangan.
Mantan jurnalis Kantor Berita Saba, Samah Lutf—yang saat ini menjadi jurnalis lepas yang berbasis di Aden dan Mesir—mengatakan, komunitas internasional tidak punya pilihan selain “membasmi” Houthi atau mencoba membawa mereka ke dalam perjanjian yang menjamin keamanan maritim di wilayah tersebut.
“Karena dukungan regional dan lokal, dukungan besar dari Iran, dan tidak adanya akuntabilitas ekonomi dan politik terhadap dunia, Houthi menjadi lebih berani dalam operasi militer mereka, mengingat itu adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan citra mereka dan menciptakan kembali dukungan rakyat yang hilang. karena krisis ekonomi dan politik yang mereka hadapi di Yaman,” katanya.
Lutf mencatat, operasi Houthi secara bertahap meningkat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.