Banjir Demak: Apa penyebabnya dan sampai kapan hujan ekstrem melanda?
Banjir yang melanda Kabupaten Demak dan wilayah sekitarnya di Jawa Tengah hingga Selasa (19/03) menunjukkan bahwa infrastruktur pengendali…
Ini adalah kali kedua Rohmah terdampak banjir pada tahun ini, setelah sebelumnya tanggul yang sama juga jebol pada Februari lalu. Namun banjir kali ini, menurutnya, “lebih parah” dari sebelumnya.
Rumah Rohmah terendam setinggi 1,5 meter. Sementara di beberapa titik lainnya di desanya ada yang tergenang hingga tiga meter.
Kali ini, masyarakat desa telah diperingatkan untuk siaga sejak tiga hari sebelumnya melalui pengeras suara di musala.
“Siaga pertama itu cuma rembes, kedua juga seperti itu. Yang ketiga itu warga diminta untuk penguatan tanggul, tapi pada posisi sekitar jam dua dan jam tiga [dini hari] itu sudah enggak bisa. Akhirnya tanggul jebol,” kenang Rohmah.
“Ya sudah, air masuk begitu derasnya itu, langsung naik, naik, naik.”
Rohmah awalnya sempat bertahan di lantai dua rumahnya. Namun pagi harinya, air justru kian tinggi.
“Akhirnya saya mengungsi ke daerah seberang yang belum terdampak, tapi di seberang jalan itu posisinya juga dikejar air. Ada Tim SAR mendekat ke tempat saya mengungsi itu, jadi saya ikut ke sini [tempat pengungsian],” tutur Rohmah.
Namun, perahu karet SAR diprioritaskan untuk lansia dan orang-orang yang sakit. Rohmah pun berjalan menggunakan pelampung dan tali yang diikat ke perahu karet sejauh satu kilometer.
Rohmah mengaku sangat lelah menghadapi banjir.
“Kondisi rumah ya morat-marit ke mana-mana. Dari banjir sebelumnya saja belum selesai bersih-bersih lumpurnya. Ini kedatangan lagi, semoga saja barang-barangnya tidak ke mana-mana,” kata Rohmah.
Dia berharap pemerintah bisa mencari solusi jangka panjang agar masyarakat tidak lagi harus berhadapan dengan banjir akibat tanggul jebol.
“Kalau saat ini, ya mungkin ndak mungkin karena kondisinya masih musim penghujan, dikuatkan seperti apa pun ndak bisa sekuat itu. Harapannya ya semoga pemerintah tetap memperhatikan kami yang dekat dengan sungai-sungai besar itu, bagaimana solusinya nanti ke depannya,” kata Rohmah.
‘Kalau seperti ini terus, Demak tidak bisa kering’
Kepala Pelaksana BPBD Demak, Agus Nugroho mengaku “putus asa” apabila tanggul-tanggul yang jebol tidak segera diperbaiki. Pada Senin, hanya tinggal satu kecamatan di wilayah Demak yang belum terdampak banjir.
“Kami terus terang sudah putus asa. Kalau sampai tanggul Sungai Lusi, Desa Bugel, Kecamatan Godong itu tidak segera ditutup, maka Demak akan tenggelam, benar-benar akan tenggelam,” kata Agus kepada BBC News Indonesia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.