Senin, 15 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Siapkan Kejutan Besar, Hamas: Operasi Israel Apa Pun di Rafah Tidak Akan Jadi Piknik Buat IDF

Hamas dalam pernyataannya menekankan kalau operasi militer apa pun di Rafah tidak akan menjadi “piknik” bagi tentara pendudukan Israel.

khaberni
Seorang petempur Hamas, membawa panji kebesaran gerakan tersebut. Hamas menyatakan siap menyambut Pasukan Israel dengan perlawanan keras demi membela Rakyat Palestina saat IDF masuk menyerbu Rafah. 

Siapkan Kejutan Besar, Hamas: Operasi Apa Pun Israel di Rafah Tidak Akan Jadi Piknik Buat IDF

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, Senin (6/5/2024) menyatakan kalau persiapan tentara pendudukan untuk menyerang kota Rafah adalah kejahatan yang menegaskan niat pemerintah Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan perang pemusnahan (genosida).

Hamas dalam pernyataannya menekankan kalau operasi militer apa pun di Rafah tidak akan menjadi “piknik” bagi tentara pendudukan Israel.

Baca juga: Pesan Singkat Al Qassam ke Warga Israel Soal Nasib Para Sandera Seusai Netanyahu Ancam Serbu Rafah

"Perlawanan sepenuhnya siap untuk membela rakyat Palestina," tulis pernyataan Hamas, dilansir Khaberni.

Hamas juga mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera untuk menghentikan kejahatan yang mengancam kehidupan ratusan ribu warga sipil yang tidak berdaya di kota Rafah.

Bakal Ada Kejutan Buat IDF

Terkait rencana IDF menyerbu Rafah,Mantan petinggi tentara pendudukan Israel (IDF), Mayor Jenderal Israel Ziv, mengatakan kalau Hamas sedang menyiapkan penyergapan strategis terhadap IDF, yang akan menjadi sebuah "bencana bagi Israel".

Baca juga: Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas

Israel Ziv menjelaskan, operasi militer darat di Rafah mempunyai risiko yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan semua operasi militer yang dilakukan IDF di Gaza selama enam bulan terakhir.

"Hal itu mengingat fakta bahwa Rafah adalah wilayah yang paling berbahaya bagi IDF. tempat yang sangat ramai dan sulit untuk diperjuangkan, serta kepekaan AS dan Mesir terhadapnya," kata dia dalam sebuah pernyataan pers, Jumat (26/4/2024) merujuk pada tekanan dari dua negara tersebut ke Israel untuk mengurungkan niat menyerbu Rafah.

Baca juga: Soal Rafah, Faksi-Faksi Milisi Palestina Satukan Kekuatan, Haniyeh: Drama Bad Cop-Good Cop AS-Israel

Anggota gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) atau Brigade Al-Quds mengacungkan senjatanya, berparade di jalan-jalan Kota Gaza pada 5 Januari 2022.
Anggota gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) atau Brigade Al-Quds mengacungkan senjatanya, berparade di jalan-jalan Kota Gaza pada 5 Januari 2022. (Mahmud ham / AFP)

Eskalasi Berbahaya

Hamas memperingatkan 'eskalasi berbahaya' ketika Israel memerintahkan evakuasi Rafah.

Hamas menuntut diakhirinya perang secara permanen dengan imbalan pembebasan tawanan Israel, sementara Israel mempersiapkan invasi Rafah.

Hamas memperingatkan pada tanggal 6 Mei bahwa perintah Israel kepada warga sipil untuk mengevakuasi Rafah menjelang invasi darat ke kota perbatasan Gaza merupakan “eskalasi berbahaya” yang akan membawa “konsekuensi.”

Menanggapi perintah evakuasi, pejabat Hamas Sami Abu Zuhuri mengatakan kepada Reuters, “Ini adalah eskalasi berbahaya yang akan mempunyai konsekuensi.

Pemerintah AS, bersama dengan pendudukan, memikul tanggung jawab atas terorisme ini.”

Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Associated Press bahwa Israel berusaha menekan kelompok tersebut agar membuat konsesi dalam perjanjian gencatan senjata, namun kelompok perlawanan tidak akan mengabaikan tuntutannya.

“Kami akan melanjutkan perundingan secara positif dan dengan hati terbuka,” kata juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou kepada AFP.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan