Minggu, 24 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

IDF Tembus Rafah dari Timur Perbatasan Mesir, Mortir Kaliber Berat Al-Qassam Bombardir Kerem Shalom

Serangan itu menyusul pemboman Al-Qassam terhadap pasukan Israel yang menembus Rafah dari timur penyeberangan Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

khaberni/HO
Petempur Brigade Al Qassam memegang sebuah roket anti-tank dalam sebuah parade. Sayap militer Hamas itu membombardir pangkalan militer Israel di Kerem Shalom menggunakan mortir kaliber berat saat IDF menembus Rafah dari sisi timur. 

Dalam operasi gabungan lainnya, Al-Qassam dan PFLP-GC sama-sama kemnbali menargetkan IDF yang ditempatkan di Netzarim.

Operasi di Netzarim tidak berhenti sampai di situ karena beberapa faksi lain menargetkan wilayah tersebut menggunakan roket dan mortir mereka sendiri.

Brigade Martir Al-Aqsa juga diketahui melancarkan serangan roket terkonsentrasi terhadap IDF yang ditempatkan di Poros Netzarim.

Baca juga: Kelompok Ekstremis Israel Sudah Bersiap, Apa yang Bakal Terjadi di Masjid Al Aqsa pada 14 Mei?

Lalu, pejuang Abu Ali Mustapha meluncurkan salvo roket lainnya ke Poros Netzarim, sedangkan Brigade Al-Mujahidin melancarkan serangannya sendiri ke pos komando Israel yang juga berada di wilayah Netzarim.

Kemudian, ada Brigade Perlawanan Nasional Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP) meluncurkan mortir 102 mm ke arah situs militer Sufa Israel di sebelah timur Rafah, yang berisikan kendaraan militer Israel.

Diketahui, wilayah-wilayah yang diserang faksi Perlawaan Palestina merupakan operasi lanjutan terhadap wilayah yang seharusnya "dibersihkan" dari pasukan pendudukan Israel.

Kabinet Israel Beri Lampu Hijau Serangan ke Rafah

Sementara itu, kabinet perang Israel memberi lampu hijau untuk melanjutkan invasi ke Rafah.

Hal ini diumumkan oleh Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Senin malam, beberapa jam setelah Hamas memberi tahu mediator bahwa mereka telah menyetujui usulan perjanjian gencatan senjata.

Tak lama setelah pengumuman itu, IDF menyatakan sudah mulai melancarkan serangan besar-besaran yang menargetkan Rafah timur.

Sebelumnya, menurut kantor Netanyahu, serangan darat tersebut bertujuan "untuk menerapkan tekanan militer terhadap Hamas".

Kantor Netanyahu juga mengatakan, lewat serangan itu mereka juga ingin "mencapai kemajuan dalam pembebasan para sandera dan tujuan perang lainnya," dan menambahkan bahwa usulan yang disetujui oleh Hamas adalah "jauh dari tuntutan pokok Israel."

Rafah adalah kota kecil yang berbatasan dengan Mesir dan kini dianggap sebagai salah satu wilayah terpadat di dunia.

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina saat ini berlindung di kota tersebut setelah mereka diusir secara paksa oleh Israel dari wilayah lain di Gaza.

Washington sebelumnya telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka menentang serangan terhadap Rafah.

Termasuk baru-baru ini, di mana Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendapat tekanan, terutama dengan adanya protes yang sedang berlangsung di beberapa kampus Amerika, seiring semakin dekatnya Pemilu.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengungkapkan korban tewas di Gaza akibat serangan Israel sudah mencapai angka 34.735 jiwa.

Sementara itu, 78.108 lainnya terluka.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan