Minggu, 10 Agustus 2025

Semakin Banyak Warga Singapura dan Jepang Pilih Melajang, Tolak Menikah, Ini Penyebabnya

Singapura dan Jepang, termasuk China, kini menghadapi masalah baru jumlah warga menikah menurun drastis.

Penulis: Hasanudin Aco
HOTELS FAIRY
Suasana malam Kota Tokyo, warga banyak berjalan kaki. 

Apakah pernikahan itu perlu? Ternyata 70 persen dari mereka yang berusia 21-34 tahun setuju bahwa tidak perlu menikah.

Dalam kelompok usia termuda yaitu 21-34 tahun, 72 persen setuju dengan gagasan bahwa pernikahan tidak perlu menghasilkan anak.

Mayoritas peserta yang lebih muda masih menginginkan pernikahan dan anak.

Menariknya, meskipun mereka berpandangan bahwa pernikahan tidak perlu dan mempunyai anak dalam satu pernikahan, sebagian besar peserta yang berusia lebih muda masih menginginkan pernikahan dan anak untuk diri mereka sendiri.

Sedangkan 68 persen responden berusia 21-34 tahun yang belum menikah memperkirakan akan menikah di Singapura di masa depan.

Dan 67 persen responden berusia 21-34 tahun yang belum memiliki anak mengatakan mereka berharap memiliki anak suatu hari nanti.

Selain itu, angka-angka ini lebih tinggi di antara mereka yang sedang menjalin hubungan.

Di antara responden berusia 21-34 tahun yang sedang berpacaran, 84 persen memperkirakan dirinya akan menikah di Singapura di masa depan.

Dan, di antara responden berusia 21-34 tahun yang sedang berpacaran atau menikah, 76 persen berharap memiliki anak di masa depan.

Hasil yang tampaknya bertentangan, meskipun membingungkan, dikatakan konsisten dengan temuan penelitian remaja, menurut Peneliti Senior IPS Kalpana Vignehsa.

Dia menjelaskan bahwa ada perubahan sikap, dimana semakin sedikit responden remaja yang menganggap hubungan romantis dan mengasuh anak sebagai hal yang penting untuk kepuasan diri.

Dengan kata lain, tampaknya persepsi tentang pernikahan dan peran sebagai orang tua telah berubah, lebih dari sekadar aspirasi dan rencana keluarga yang sebenarnya.

Jepang

Pada 2023 lalu pemerintah Jepang mengeluarkan data  jumlah bayi yang lahir di Jepang  terus menurun, anjlok selama delapan tahun berturut-turut dan mencapai angka terendah baru.

Sebanyak 758.631 bayi lahir di Jepang tahun 2023, mengalami penurunan sebesar 5,1 persen dari tahun sebelumnya, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang seperti laporan Associated Press.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan