Konflik Palestina Vs Israel
Alasan Israel Ngeyel Tetap Serang Rafah, Netanyahu: Kami Bukan Budak AS
Terungkap alasan Perdana Menteri Israel Netanyahu ngeyel untuk tetap menyerang Rafah. Ia mengatakan Israel bukan negara yang diperbudak oleh AS.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nuryanti
Netanyahu dengan bangga mengatakan Israel siap melakukan apa pun untuk mempertahankan diri.
"Ketika ada hal-hal yang mengancam keberadaan kami, kami akan melakukan apa pun yang diperlukan," katanya dalam pertemuan pemerintah internal Israel pekan lalu, seperti diberitakan Sharq Press.
Ini bukan pertama kalinya AS menghentikan pengiriman senjata tertentu ke Israel sebagai penolakan terhadap keputusan Israel.
Hal serupa juga pernah terjadi di masa lalu setelah Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan pada tahun 1982, Perdana Menteri Israel saat itu, Menachem Begin, marah saat Presiden AS saat itu, Ronald Reagan, menghentikan bantuan militer ke Israel.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 35.233 jiwa dan 79.141 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (16/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.